Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Tak Permasalahkan "Joyflight" Sukhoi Pakai Pesawat Pengganti

Kompas.com - 16/05/2012, 17:00 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Acara joyflight Sukhoi Superjet 100 rencananya akan dilaksanakan di beberapa negara untuk memperkenalkan kecanggihan pesawat Rusia itu. Joyflight juga diharapkan mampu menarik minat para pengusaha maskapai untuk membeli pesawat komersial tersebut.

Di Indonesia sendiri, joyflight Sukhoi Superjet 100 dilaksanakan pada Rabu (9/5/2012). Ada dua kali joyflight yang dilakukan. Namun, pada joyflight kedua, pesawat itu mengalami kecelakaan dengan menabrak tebing Gunung Salak, Jawa Barat.

Sebanyak 45 penumpang dan awak di dalamnya turut menjadi korban peristiwa tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata pesawat joyflight yang digunakan di Indonesia adalah pesawat pengganti yang berbeda dengan yang dipakai di negara-negara sebelumnya.

Terkait hal ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tidak terlalu mempermasalahkannya. "Memang kenapa kalau diganti? Kan tidak ada masalahnya. Garuda saja bisa pergi terus diganti. Itu hal yang biasa," ujar Ketua Subkomite Penyelidikan Kecelakaan Transportasi Udara KNKT Masyuri, Rabu (16/5/2012) di bandara Halim Perdanakusuma.

Kepastian soal pesawat pengganti yang digunakan Sukhoi dalam joyflight di Indonesia ini juga sudah dibenarkan Juru Bicara Sukhoi Olga Kayukova. "Pesawat yang dipakai untuk promo di Kazakstan dan Pakistan berbeda dengan yang dipakai ke Indonesia," kata Kayukova seperti dikutip koran Moskovskiy Komsomolets dan Kommersant.

Menurut Kayukova, seusai bertandang ke kedua negara itu, SSJ-100 bernomor 97005 kembali ke Moskwa. "Pesawat akan ikut ambil bagian dalam beberapa tes," kata Kayukova tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut mengapa ada pergantian di tengah promosi tersebut.

Sementara itu, Kayukova menambahkan, pesawat SSJ-100 yang bertolak ke Indonesia bernomor 97004. Kondisi teknis pesawat itu, diakuinya, dalam kondisi sempurna.

Masyuri justru belum mengetahui pesawat pengganti yang digunakan Sukhoi dalam joyflight itu. "Saya belum tahu. KNKT belum mengarah ke sana," imbuh Masyuri.

Dia hanya menjelaskan bahwa sejumlah data kini sudah dipegang KNKT, baik dari Rusia, Air Traffic Control (ATC), maupun temuan di lokasi kecelakaan. Di lokasi kecelakaan, tim SAR berhasil menemukan alat komunikasi, emergency locator transmitter (ELT), dan cockpit voice recorder (CVR) yang merupakan salah satu komponen dari kotak hitam atau black box.

CVR itu, diakui Masyuri, bukan merupakan buatan Rusia. "Bukan Rusia. Mereknya L3 Communication," ujarnya tanpa menyebut asal pabrik CVR itu.

Saat ini, kata Masyuri, CVR sudah ada di laboratorium KNKT. Dia optimistis rekaman percakapan pilot dengan ATC bisa dibaca lantaran kondisi CVR masih utuh saat ditemukan.

"Sekarang tinggal menunggu alat yang dikirim oleh Rusia, yaitu peralatan CVR dan FDR yang baru sebagai media untuk men-download data-data kejadian pesawat ini," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Nasional
    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com