Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danrem: Belum Ada Tim Sampai ke Lokasi

Kompas.com - 10/05/2012, 20:04 WIB
Fikria Hidayat

Penulis

CIJERUK, KOMPAS.com - Danrem 061 Suryakencana Kol Infanteri AM Putranto menegaskan sampai saat ini pihaknya belum mendengar ada tim yang sudah sampai ke lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak dan melihat jenazah.

"Tidak ada laporan ke saya, karena posko utama ada disini. Saya wajib melaporkan ke Halim (Lanud Halim Perdanakusuma). Sampai saat ini belum ada tim yang sudah sampai di lokasi," kata Putranto dalam jumpa pers di Posko Utama di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Kamis (10/5/2012) malam.

Menurut Putranto untuk mencari lokasi jatuhnya Sukhoi, pihaknya membagi kegiatan menjadi tiga sektor, yakni sektor utara, sektor selatan, dan sektor timur. Upaya pencarian pesawat Sukhoi sudah dilakukan sejak pukul 09.30 WIB.

"Berita dari Lanud Atang Sendjaja menyebutkan hasil pantauan melalui udara menemukan adanya titik atau tanda-tanda serpihan pesawat. Kita nyatakan 90 persen pesawat ada di sana," ujar Putranto.

Danrem melanjutkan, setelah mendengar berita tersebut, pasukan dipusatkan di posko baru yakni di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. "Kondisi medan di sana sangat-sangat berat karena berada persis di tebing dengan kemiringan 80 derajat," katanya.

Sejak pukul 13.00 WIB satu tim telah berangkat menuju lokasi jatunya pesawat lewat darat. Diperkirakan butuh waktu 5 jam sampai di lokasi. Namun, pertengahan jalan setelah memakan waktu 3,5 jam, tim memutuskan menginap di ketinggian 1.911 mdpl.

"Mereka akan melanjutkan perjalanan besok pagi menuju ketinggian 2.086 mdpl lalu menuruni tebing 200 meter untuk mencapai lokasi jatuhnya pesawat. Posisi pesawat menabrak tebing terjal, sehingga membutuhkan alat yang memadai," kata Putranto.

Menurut Danrem Suryakencana, besok (Jumat, 11/5/2012) pukul 05.00, tim kedua akan menyusul tim pertama menuju titik jatuhnya pesawat Sukhoi. Jika situasi tak memungkinkan, menyusul tim ketiga.

"Satu-satunya jalan mencapai jatuhnya pesawat cuma bisa lewat darat dengan berjalan kaki. Tadi dicoba evakuasi dengan heli, tetapi tidak memungkinkan karena cuaca dan angin yang tidak mendukung evakuasi dilakukan melalui udara," papar Putranto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

    Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

    Nasional
    Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

    Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

    Nasional
    Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

    Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

    Nasional
    Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

    Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

    Nasional
    Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    Nasional
    Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

    Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

    Nasional
    RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

    RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

    Nasional
    Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

    Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

    Nasional
    Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

    Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

    Nasional
    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

    Nasional
    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Nasional
    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    Nasional
    KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

    KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

    Nasional
    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

    Nasional
    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com