Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hari di Jerman, Komisi I Habiskan Rp 1,14 Miliar

Kompas.com - 07/05/2012, 18:45 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat membantah kritikan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman dan Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Istimewa Jerman bahwa kunjungan kerja (kunker) ke Jerman hanya menghambur-hamburkan uang negara. Kritikan itu dituding tidak rasional dan tidak berdasarkan fakta.

"Kunjungan kerja itu akuntabel dan tidak terjadi penyimpangan keuangan negara," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/5/2012).

Hayono menjelaskan, total pengeluaran kunker selama lima hari itu sebesar 114.873 dollar AS atau sekitar Rp 1,14 miliar. Ada 11 anggota Komisi I dari empat fraksi yang ikut, yakni Fraksi Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI Perjuangan, dan Partai Keadilan Sejahtera.

Hayono menyayangkan sikap PPI Jerman dan NU cabang Jerman yang tidak memberi kesempatan pihaknya untuk menjelaskan agenda kunker. Seperti diketahui, para pelajar Indonesia di Jerman langsung meninggalkan ruang pertemuan di Kantor KBRI seusai menyampaikan kritikan kepada rombongan Komisi I.

Hayono menjelaskan, pihaknya melakukan sejumlah pertemuan selama kunker seperti, mendatangi pabrik MBT Leopard di Munich, serta bertemu dengan koalisi partai berkuasa dan Komisi Pertahanan Parlemen di Jerman. Pertemuan lain dengan pihak Kementerian Ekonomi dan Teknologi Jerman, Kementerian Luar Negeri Jerman, dan Duta Besar RI.

Ketua tim rombongan itu menilai kritikan para pelajar di Jerman lantaran ketidaktahuan agenda kunker. Menurut dia, para pelajar mengkritik atas dasar pengalaman kunker sebelumnya yang dinilai tidak efektif, yakni ketika parlemen Jerman reses. "Apesnya, kita yang kena getahnya," ucap dia.

Mengenai kritikan perjalanan dinas, yang mengikutsertakan keluarga, menurut Hayono, hal itu tidak masalah lantaran tidak menggunakan uang negara. "Yang bawa pendamping pakai anggaran pribadi, bukan negara," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com