Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Golkar, Ical di Bawah Megawati-Prabowo

Kompas.com - 16/04/2012, 13:34 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei terakhir internal Partai Golkar, tingkat dukungan publik terhadap Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden 2014 masih di bawah dua tokoh lain, yakni Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDI-P) dan Prabowo Subianto (Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra).

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, dari hasil survei internal, Ical mendapat dukungan 16 persen, Prabowo 17 persen, dan Megawati 18 persen. Melihat hasil itu, pihaknya percaya diri untuk mengusung Ical sebagai capres 2014.

"Itu kami belum melakukan karya kekaryaan. Fungsionaris pusat belum jalan. Sekarang kami semua jalan ke desa-desa di Jawa Tengah. Hampir setiap minggu kami sudah laksanakan. Fungsionaris pusat kami sudah turun," kata Idrus, ketika dihubungi, Senin (16/4/2012).

Idrus menambahkan, pihaknya akan terus melakukan survei untuk mengetahui pergerakan tingkat dukungan. Ketika ditanya bagaimana dengan cawapres, menurut Idrus, pihaknya masih fokus ke capres.

"Kami belum mengkaji. Kami memfokuskan pada capres. Setelah capres, kami baru fokus pada cawapres. Nanti kami akan survei lagi elektabilitas Pak Ical," ucap Idrus.

Seperti diberitakan, Golkar mempercepat rapat pimpinan nasional dari Oktober 2012 menjadi Juli 2012. Percepatan itu disebut agar tidak ada dualisme dukungan di internal. Selain Ical, mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla juga siap maju sebagai capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Nasional
    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Nasional
    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Nasional
    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Nasional
    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Nasional
    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Nasional
    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Nasional
    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Nasional
    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Nasional
    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Nasional
    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Nasional
    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

    Nasional
    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com