Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik Pertahankan PKS dalam Koalisi

Kompas.com - 10/04/2012, 22:50 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih baik mempertahankan Partai Keadilan Sejahtera dalam koalisi partai-partai pendukung pemerintah asalkan mau bersungguh-sungguh menjaga komitmen kontrak bersama. Hal itu akan lebih bisa menjaga stabilitas politik dan kinerja Kabinet Indonesia Bersatu II menjelang Pemilu 2014.

"Mempertahankan PKS dalam koalisi itu lebih baik daripada mengeluarkannya. Itu akan lebih menjamin stabilitas politik dan kinerja pemerintahan," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Bahtiar Effendy, di Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Menurut Bahtiar, pilihan PKS menyempal dari kebijakan koalisi soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dapat diberi sanksi. Salah satunya dengan tidak melibatkannya pada pengambilan keputusan strategis di Sekretariat Gabungan.

"Lebih baik PKS dinetralisasi daripada dipecat dari koalisi. Biarkan saja koalisi tetap seperti sekarang," katanya.

Pemecatan PKS dari koalisi yang diikuti perombakan (reshuffle) menteri-menteri dari partai tersebut akan memberikan citra buruk pada Presiden Yudhoyono. Bakal muncul kesan Presiden tidak cermat memilih para menteri. Rakyat juga akan berpikir pemerintah lebih disibukkan dengan urusan internal kepartaian daripada aspirasi rakyat.

"Mengganti menteri-menteri untuk masa kerja dua tahun juga tidak efektif dan sulit menghasilkan kerja yang baik," ujarnya.

Seperti diberitakan, hingga kini Presiden Yudhoyono yang sekaligus pemimpin koalisi belum memberikan keputusan resmi soal keberadaan PKS. Padahal, pimpinan partai anggota koalisi menilai partai itu telah melanggar tata etika (code of conduct) koalisi karena berseberangan dari kebijakan koalisi untuk mendukung rencana kenaikan harga BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com