Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Bersedia Turun PT Jadi 4 Persen

Kompas.com - 03/04/2012, 19:04 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar bersedia menurunkan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) dari angka lima persen menjadi empat persen dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemilu. Penurunan PT dikatakan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso.

"Dengan catatan alokasi kursi per Dapil (daerah pemilihan) tidak ada tawar menawar lagi," kata Priyo di Jakarta, Selasa (3/4/2012). Sikap terakhir Golkar setuju jika jumlah kursi per dapil tiga hingga delapan kursi.

Hingga saat ini, masih empat isu krusial yang belum ada titik temu dalam pembahasan di Pansus RUU Pemilu. Selain PT dan besaran dapil, isu krusial lainnya yakni sistem konversi suara menjadi kursi dan sistem pemilu.

Ketua Pansus Arif Wibowo mengatakan, hingga saat ini masih diupayakan jalan kompromi untuk mencapai titik temu. Jika tidak, terpaksa diselesaikan melalui mekanisme voting di paripurna.

Usulan voting per paket dengan sistem pemilu sebagai akarnya telah disosialisasikan. Rencananya, voting hanya dilakukan untuk dua hal, yaitu paket sistem pemilu tertutup dan terbuka dengan tiga isu krusial lainnya sebagai turunan.

"Jadi nanti paket sistem terbuka itu besaran PT berapa, dapil berapa, dan sistem konversinya apa. Begitu juga dengan paket sistem tertutup," ucap Arif.

Namun, Ketua DPP PAN, Viva Yoga Mauladi tidak sepakat jika voting dilakukan per paket lantaran akan menimbulkan kesulitan penyusunan paket. Seharusnya, voting dilakukan per isu.

"Jadi, misal kita voting dulu soal sistem pemilu. Kemudian divoting soal PT, dapil, dan sistem konversi suara jadi kursi. Jadi komprehensif empat isu itu sesuai dengan keinginan tiap fraksi," kata Viva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

    Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

    Nasional
    Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

    Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

    Nasional
    Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

    Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

    Nasional
    Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

    Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

    Nasional
    Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

    Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

    Nasional
    Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

    Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

    Nasional
    KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

    KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

    Nasional
    Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

    Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

    Nasional
    PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

    PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

    Nasional
    Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

    Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

    Nasional
    Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

    Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

    Nasional
    Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

    Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

    Nasional
    Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

    Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

    Nasional
    DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

    DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

    Nasional
    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com