Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Lagi Pegawai Pajak Masuk Target Mabes Polri

Kompas.com - 06/03/2012, 18:13 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Markas Besar Polri saat ini tengah membidik seorang pegawai pajak berinisial AR. Namanya masuk dalam target penyelidikan Polri setelah dilaporkan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan kepada Kapolri pada 25 Oktober 2011 lalu.

AR diduga melakukan penyalahgunaan wewenangnya dalam penilaian individual perusahaan. "Adanya dugaan tentang penyalahgunaan wewenang dalam melakukan penilaian individual terhadap dua perusahaan, yaitu PT SKJ dan PT KGS. Masih dalam penyelidikan kita. Dia ini salah satu pegawai pajak di Jakarta," jelas Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (6/3/2012).

Menurut Saud, berdasarkan informasi dari Inspektorat itu, polisi telah memeriksa 10 saksi terkait laporan itu. Namun, saat ini belum dapat disampaikan identitas dan jabatan para saksi itu. Saksi berasal dari Direktorat Pajak dan perusahaan yang ditangani AR.

Untuk memeriksa data perpajakan lebih lanjut, tutur Saud, pihaknya menunggu perizinan dari Kementerian Keuangan yang telah dilayangkan pada 8 Februari 2012 lalu. Ini sesuai dengan UU No 16 Tahun 2009 Pasal 34, untuk membuka data-data perpajakan.

"Kita masih menunggu untuk membuka data-data perpajakan. Kan ada penyalahgunaan wewenang dan kerugian negara. Bisa, korupsi juga dan suap juga bisa," jelas Saud.

Sejauh ini Saud mengaku dapat menjelaskan lebih rinci mengenai jenis perusahaan yang ditangani AR. Kerugian negara yang ditimbulkan atas dugaan penyalahgunaan wewenang AR juga diakuinya belum dapat disampaikan.

"Masih dalam penyelidikan. Kita harus cek dulu data-data keuangan, pajaknya bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. Jelas, PPATK sudah menginformasikan kepada penyidik, jumlahnya masih rahasia. Tunggu saja," pungkas Saud.

Sebelum AR, saat ini kasus dugaan mafia pajak juga tengah ditangani Kejaksaan Agung atas nama Dhana Widyatmika yang telah dijadikan tersangka dalam kasus dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang. Dhana dicurigai memiliki rekening senilai Rp 60 miliar dan belum diketahui dari mana sumbernya.

Ia diduga melakukan penyimpangan ketika menjadi pegawai negeri di Direktor Jenderal Pajak sehingga menguntungkan wajib pajaknya. Kini ia ditahan di Rutan Salemba, cabang Kejaksaan Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com