Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dadong Mengaku Menyesal

Kompas.com - 05/03/2012, 17:09 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa Dadong Irbarelawan, Kepala Biro Perencanaan dan Evaluasi Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mengaku menyesal terlibat dalam kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Transmigrasi. Dadong merasa hanya menjalankan perintah atasannya, I Nyoman Suisnaya.

Hal itu diungkapkan Dadong saat diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (5/3/2012). "Saya merasa bersalah karena sudah melakukan tugas tetapi malah sekarang masuk penjara," ucapnya.

Menurut Dadong, dia terpaksa menerima uang Rp 1,5 miliar dalam kardus durian dari pengusaha Dharnawati pada 25 Agustus 2011 lalu, karena diminta Nyoman. Saat itu, Fauzi (mantan tim asistensi Menakertrans Muhaimin Iskandar) tidak kunjung mengambil duit yang diduga commitment fee proyek tersebut. Oleh karena itu, uang diambil Dadong kemudian disimpan Nyoman untuk sementara. Tak lama kemudian, penyidik KPK menangkap Dadong, Nyoman, dan Dharnawati.

Adapun Nyoman masih menjalani proses persidangan sedangkan Dharnawati divonis 2,5 penjara karena dianggap terbukti menyuap pejabat Kemennaketrans. Dalam persidangan kali ini, Dadong juga menyampaikan ke majelis hakim yang diketuai Herdi Agustein kalau dirinya masih memiliki tanggungan keluarga. Dadong juga mengaku telah 25 tahun mengabdi sebagai pegawai negeri di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Kasus dugaan suap PPID Transmigrasi ini diduga tidak hanya melibatkan Dadong, Nyoman, dan Dharnawati. Fauzi, Sindu Malik (pensiunan Kementerian Keuangan), Ali Mudhori (mantan anggota DPR fraksi Partai Kebangkitan Bangsa), dan pengusaha Iskandar Pasojo (acos) juga diduga terlibat mengatur pemberian commitment fee. Menurut Dadong, Sindu Malik yang mengaku konsultan Banggar adalah orang yang menetapkan besaran commitment fee yang harus disetor Dharnawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com