Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayang-bayang Mundur Abraham Mulai Sirna

Kompas.com - 06/02/2012, 12:13 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bayang-bayang mundurnya Abraham Samad sebagai pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi perlahan mulai sirna setelah KPK menunjukkan kinerja berarti dalam satu setengah bulan pertama pascapimpinan periode III dilantik Presiden.

KPK menetepakan tersangka Miranda Swaray Goeltom terkait dugaan suap cek perjalanan ketika pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004. Setelah itu, KPK menjerat Angelina Sondakh, pengurus teras Partai Demokrat terkait kasus dugaan suap Wisma Atlet SEA Games.

KPK juga mencegah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, I Wayan Koster, terkait kasus Wisma Atlet SEA Games. Dua perkara yang menarik perhatian publik itu sempat dinilai berbagai kalangan mandek ketika kepemimpinan Busyro Muqoddas.

Sebelumnya, Abraham tentu dibayang-bayangi lengser dari pucuk pemimpin KPK. Pasalnya, putra Makassar, Sulawesi Selatan, itu pernah berjanji akan mundur jika kinerjanya buruk dalam satu tahun pertama.

"Saya enggak perlu diminta turun (sebagai pimpinan). Satu tahun enggak bisa apa-apa, saya akan mundur," kata Abraham saat uji kepatutan dan kelayakan calon pimpinan (capim) KPK di Komisi III DPR, Jakarta, Senin (28/11/2011).

Kemajuan penanganan perkara di KPK tentunya bukan atas kerja Abraham sendiri. Segala keputusan diambil lima pimpinan yang bersifat kolektif kolegial. Selain itu, keberhasilan KPK di tangan Abraham tentunya bukan diukur dari penetapan tersangka. Tajam tidaknya "gigi" KPK dilihat selama proses di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dapatkah jaksa KPK membuktikan hasil kerja penyidik?

Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil menilai, KPK memang menunjukkan kinerja yang berarti. Menurut dia, hal itu lantaran kekompakan seluruh sumber daya manusia di KPK.

"Ketika Abraham berikan pernyataan (akan mundur) saat jadi pimpinan, maka janji itu bukan jadi milik Abraham sendiri, tapi jadi milik KPK. Karenanya, seluruh SDM wajib membantu Ketua KPK," kata Nasir di Kompleks DPR, Senin (6/2/2012).

Meski demikian, Nasir berharap agar penetapan tersangka itu jangan hanya untuk memuaskan publik tanpa disertai bukti-bukti yang kuat. "Kalau nanti vonisnya rendah, publik melihat KPK tidak serius, hanya bangun images," kata politisi PKS itu.

Achmad Basarah, anggota Komisi III, menilai, kinerja KPK telah menggugurkan kekhawatiran publik bahwa Abraham tak akan mampu merealisasikan janjinya dan terancam didesak mundur. "Maka, tuntutan Abraham mundur sudah tidak relevan lagi," kata Sekretaris Fraksi PDI-P itu.

Dikatakan Basarah, kinerja KPK harus konsisten hingga akhir masa jabatan jika pimpinan KPK menginginkan agar KPK tetap eksis dan mendapat kepercayaan publik. "Konsistensi sudah merupakan kebutuhan yang tak terelakkan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Nasional
    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nasional
    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Nasional
    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Nasional
    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Nasional
    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    Nasional
    Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Nasional
    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    Nasional
    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com