Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Motif Penembakan di Aceh Pemerasan

Kompas.com - 01/02/2012, 20:01 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, motif penembakan di Camp PT JIM Mulia, Aceh yang terjadi pada 23 Desember 2011 adalah pemerasan. Para pelaku meminta uang tebusan sekitar Rp 2,5 miliar.

"Apabila berhasil akan dibagi rata," kata Kapolri saat rapat kerja dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu ( 1/2/2012 ).

Kapolri menjelaskan, awalnya, para pelaku merencanakan aksi di salah satu rumah di Desa Kreung Haji, Kecamatan Awang, Aceh Utara. Dua dari empat pelaku telah ditangkap yakni Munzirman alias Turki bin Abdul Rahman dan Aswandi alias Bongkeng bin Mustafa.

"Dua orang masuk dalam daftar pencarian orang, yakni Wila dan Muhklis," ucap Kapolri.

Adapun peristiwa penembakan misterius di enam tempat lainnya di Aceh belum dapat diungkap Kepolisian. Kasus itu yakni, pertama, penembakan dan pelemparan bom molotov di Desa Keude Krueng, Aceh Utara, pada 10 Desember 2011 .

Ketiga, penembakan di Desa Doy, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh pada 31 Desember 2011 (1 tewas).

Ketiga, penembakan di Gampong Blang Cot Tunong, Kecamatan Juempa, Bireun pada 31 Desember 2011 (3 tewas). Keempat, penembakan di Dusun GP Seureuke, Aceh Utara, pada 1 Januari 2012 (1 tewas).

Kelima, penembakan di Desa Aneuk Galong Titi, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar pada 5 Januari 2012 . Lantaran para pelakunya belum tertangkap, Kepolisian belum mengetahui motif penembakan. Namun, berbagai pihak mengkaitkan penembakan itu dengan akan digelarnya Pilkada Aceh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com