Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Suruh Pilih Miranda, Itu Wajar

Kompas.com - 26/01/2012, 18:44 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, sempat disebut-sebut terlibat dalam kasus suap cek perjalanan yang melibatkan sejumlah kadernya karena meminta anggota fraksi untuk memilih Miranda. Namun, menurut Politisi PDI-P, Ganjar Pranowo, suatu hal yang wajar jika ketua umum partai meminta fraksi memilih orang yang berkompeten untuk pemilihan tokoh dalam sebuah institusi, selama tidak menghalalkan uang dalam pemilihan.

"Kalau terlibat dalam arti sebagai Ketua Partai menyuruh memilih, pasti. Kita disuruh milih, mau KPU, KPK. Pilih yang itu atau ini. Orang ini baik, itu baik. Itu kan jadi sikap dari fraksi kami. Tidak salah seperti itu. Seluruh partai, setiap akan pemilihan mesti dan pasti, akan menentukan pilihannya. Siapa yang dipilih," ujar Ganjar di Jakarta, Kamis (26/1/2012).

Menurut Ganjar, saat itu Miranda dipilih PDI-P karena kapasitas dan kompetensinya dalam bidang ekonomi dinilai baik. Ia meminta, pemilihan itu tidak disangkutpautkan dengan kasus sejumlah kader PDI-P yang menerima dana suap itu.

"Dulu kita milih Miranda, karena Miranda dalam kapasitas sebagai seorang ekonom saat itu oke. Kalau soal kapasitas, siapa yang meragukan kepakaran Miranda Goeltom dalam bidang ekonomi. Bahwa kalau ternyata di belakangnya (pemilihan DGS-BI) ada cerita ini, itu dibedakan ya," sambungnya.

Oleh karena itu, ia menyatakan pihaknya tak takut, jika nama Megawati kembali diseret-seret dalam kasus ini, karena tak ada yang salah dalam kebijakannya. "Mana ada kita takut. Apalagi, karena yang buka pertama kasus ini siapa. Coba diurutkan, partai mana yg buka. Kita kan. Ada whistle blowernya kan? Kita yang buka duluan. Jadi kenapa kita takut," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Nasional
    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Nasional
    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Nasional
    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Nasional
    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Nasional
    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Nasional
    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Nasional
    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Nasional
    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Nasional
    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Nasional
    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Nasional
    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

    Nasional
    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com