Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yulianis: Saya Mau Diumpetin di Singapura

Kompas.com - 25/01/2012, 20:01 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Yulianis, salah satu saksi kunci kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games mengaku pernah diperintah Muhammad Nazaruddin untuk membuat kartu identitas dan paspor palsu sekitar Mei 2010. Kartu identitas dan paspor palsu tersebut untuk digunakan Yulianis pergi ke Singapura.

"Saya waktu itu bulan Mei 2010, nama saya sudah ada di daftar cekal Imigrasi, oleh karena itu saya tidak mau ke Singapura. Pak Nazaruddin memerintahkan saya untuk membuat paspor dan ID palsu supaya saya pergi ke Singapura," kata Yulianis di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (25/1/2012).

Menurut Yulianis, karena dirinya tahu banyak soal kasus ini, Nazaruddin berniat menyembunyikan Yulianis di Singapura. "Saya mau diumpetin di Singapura, kira-kira kenapa, karena saya tahu banyak semuanya, terlalu banyak yang saya tahu," ungkap Yulianis yang kini di bawah perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Yulianis adalah Wakil Direktur Keuangan PT Permai Grup, perusahaan milik Nazaruddin. Yulianis lah yang melakukan pencatatan uang ke luar dan uang masuk perusahaan tersebut. Sebelumnya dalam persidangan Yulianis mengaku diperintah Nazaruddin melalui BBM untuk membuat paspor. Perintah tersebut disampaikan Nazaruddin saat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu berada di Singapura. Nazaruddin bertolak ke Singapura pada 23 Mei 2010, sehari sebelum dicegah bepergian ke luar negeri.

Kemudian, 30 Juni 2011, mantan anggota DPR itu ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Nazaruddin diduga menerima cek senilai Rp 4,6 miliar dari Mohamad El Idris dan Mindo Rosalina Manulang untuk pemenangan PT Duta Graha Indah sebagai pelaksana proyek wisma atlet SEA Games.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

    Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Nasional
    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Nasional
    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Nasional
    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Nasional
    PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

    PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

    Nasional
    Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

    Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

    Nasional
    Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

    Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

    Nasional
    Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

    Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

    Nasional
    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

    Nasional
    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Nasional
    Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

    Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

    Nasional
    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Nasional
    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com