Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Kami Tidak Akan Manipulasi

Kompas.com - 26/12/2011, 13:20 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI berjanji akan obyektif dalam menangani kasus bentrokan di Pelabuhan Sape Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (24/12/2011). Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes (Pol), Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya tidak akan memanipulasi hasil pemeriksaan.

"Kami tidak akan melakukan manipulasi, tapi kami akan melihat ini secara proporsional, di mana posisi warga yang terkena tembakan dan di mana posisi anggota kami dan apa yang dilakukannya saat penembakan itu," kata Boy di Jakarta, Senin (26/12/2011).

Terkait insiden ini, Kepolisian juga melakukan koreksi internal. Menurut Boy, Inspektur Pengawasan Umum Mabes Polri turun ke lapangan untuk menilai secara proporsional, apakah langkah yang dilakukan aparat terkait bentrokan tersebut sudah tepat atau belum.

Seperti diberitakan sebelumnya, aparat kepolisian menghentikan paksa aksi warga yang memblokade ruas jalan menuju Pelabuhan Sape, Bima, 24 Desember lalu. Akibatnya, terjadi bentrok yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan fasilitas.

Menurut data Kepolisian, warga yang tewas dalam bentrokan itu hanya dua orang. Penyebab kematian dua warga itu, kata Boy, belum tentu karena peluru tajam aparat. Pihaknya masih menunggu hasil otopsi.

"Nanti hasil otopsi akan menjadi petunjuk bagi penyidik untuk melihat fakta yang ada, apakah karena benda tajam atau peluru, nanti itu akan terungkap," katanya.

Dalam bentrok tersebut, pihak Kepolisian juga mengamankan puluhan warga. Menurut Boy, sejumlah warga yang ditangkap itu adalah mereka yang terindikasi menjadi provokator.

"Selama lima hari itu (19 Desember-24 Desember) tidak lepas dari pengamatan petugas kami di lapangan, bagi mereka yang membawa senjata tajam, barang terlarang, dan yang teridentifikasi melakukan provokasi, dengan mengajak pengunjukrasa untuk melakukan perlawanan kepada petugas," ucapnya.

Adapun, para warga melakukan aksi unjukrasa tersebut sejak 19 Desember. Mereka menuntut pencabutan SK Bupati Bima Nomor 188 Tahun 2010 Tentang izin pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) dan pembebasan seorang berinisial AS, tersangka pembakaran kantor Camat Lumbu yang terjadi 10 Maret 2011 dan telah diserahkan ke Kejaksaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

    Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

    Nasional
    Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

    Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

    Nasional
    26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

    26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

    Nasional
    Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

    Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

    Nasional
    Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

    Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

    [POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

    Nasional
    MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

    MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

    Nasional
    Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com