Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Anas Hanya Carens, Serena dan Innova

Kompas.com - 22/12/2011, 17:15 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil milik Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang terpublikasikan melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Komisi Pemberantasan Korupsi hanya tiga, yakni KIA Carens tahun 2000, Nissan Serena tahun 2004 dan Toyota Kijang Innova tahun 2007.

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang terpublikasikan lewat Komisi Pemberantasan Korupsi tersebut dilaporkan Anas 10 Mei 2005 dan 28 Desember 2007. Total nilai kepemilikan tiga mobil Anas tersebut mencapai Rp 325 juta.

Nilai ini berdasarkan valuasi harga ketiga mobil tersebut pada tahun 2007, masing-masing KIA Carens senilai Rp 110 juta, Nissan Serena senilai Rp 110 juta dan Toyota Kijang Innova senilai Rp 155 juta.

LHKPN atas nama Anas yang dipublikasikan KPK tersebut masih mencatat Ketua Umum Partai Demokrat itu berasal dari kalangan eksekutif, yakni Komisi Pemilihan Umum.

Anas tercatat melaporkan kekayaannya terakhir pada Februari 2010, namun KPK belum dapat mempublikasikan laporan tersebut untuk kepentingan layanan informasi publik karena belum terverifikasi KPK.

Sebelumnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sebelum sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (21/12/2011), mengungkapkan kepemilikan mobil mewah Toyota Alphard atas nama Anas Urbaningrum.

Mobil tersebut dialihnamakan ke Anas setelah sebelumnya tercatat dimiliki PT Anugrah Nusantara. Nazaruddin menunjukkan foto kopi Buku Pemilik Kendaraan Bermotor Toyota Alphard yang dialihnamakan ke Anas.

Dia juga menunjukkan foto kopi akta jual beli perusahaan yang menyebutkan Anas tercatat membeli 30 persen saham PT Anugrah Nusantara ini. Dalam beberapa kesempatan wawancara di media Anas sempat menyangkal kepemilikan mobil mewah seperti Toyota Alphard.

Dia berkilah mobil-mobil tersebut merupakan pinjaman dari teman atau sahabatnya. Menurut Nazaruddin sebenarnya kalau mau, bisa saja KPK melacak asal usul harta kekayaan Anas.

"Setelah dari KPU apa coba pekerjaan Anas? Dari mana dia bisa kaya raya begitu? Kalau mau KPK bisa lacak dari SPT (surat pemberitahuan) pajaknya," kata Nazaruddin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Nasional
    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Nasional
    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Nasional
    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com