Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petinggi PAN Prihatin atas Wa Ode

Kompas.com - 10/12/2011, 16:09 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Amanat Nasional (PAN) Taufik Kurniawan mengaku, baik ia maupun partainya sangat terkejut mendengar informasi salah satu kadernya yang menjadi anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR, Wa Ode Nurhayati, menjadi tersangka dalam kasus korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia menyatakan prihatin terhadap persoalan yang tengah dialami Wa Ode.

"Kita sangat kaget dan memberi keprihatinan luar biasa mendalam karena di sela-sela kegiatan partai mendapatkan info seperti itu. Kita juga baru tahu informasi itu semalam dari media massa," ujar Taufik seusai mengikuti paparan fraksi di area PRJ Kemayoran, Jakarta, Sabtu (10/12/2011).

Karena sibuk mempersiapkan acara Rakernas PAN ini dan informasi yang hanya diperoleh dari media, Taufik mengaku belum berkomunikasi langsung dengan Wa Ode. Koordinasi, kata dia, akan dilakukan oleh fraksi dengan Wa Ode untuk mengetahui lebih jelas masalah penetapan tersangka pada diri anggota Komisi VII itu.

"Pada prinsipnya, partai sudah melakukan koordinasi. Kita harapkan ada suatu kejelasan informasi sesungguhnya. Fraksi masih melakukan pengaturan waktu," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo mengaku kaget dengan penetapan kader partai, Wa Ode Nurhayati, sebagai tersangka KPK. Apalagi, status tersangka itu diberikan saat PAN tengah menggelar hajatan Silaturahmi Nasional dan Rapat Kerja Nasional. Sepengetahuan Dradjad, Wa Ode belum pernah diperiksa oleh KPK.

Saat ini, PAN masih mencari fakta mengenai pencekalan yang diikuti dengan penetapan Wa Ode sebagai tersangka. Wa Ode ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi terkait pembahasan anggaran pengalokasian Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) di DPR, Jumat (9/12/2011).

Dradjad mengaku heran, Wa Ode, yang sebenarnya merupakan whistle blower dalam kasus mafia anggaran, justru kini ditetapkan sebagai tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com