Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Handoyo: KPK Dilema dalam Tangani Kasus Korupsi

Kompas.com - 29/11/2011, 15:40 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Handoyo Sudrajat, Calon Pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berasal dari internal KPK mengatakan, KPK selama ini mengalami dilema dalam penanganan kasus korupsi.

Di satu sisi, kata Handoyo, berbagai pihak menginginkan KPK hanya menangani kasus-kasus dengan nilai kerugian negara yang besar. Namun, di sisi lain, KPK harus memperhatikan harapan masyarakat di daerah.

"Para pelapor yang datang dari daerah yang jauh-jauh berharap laporan mereka ditangani KPK. Kasus sudah dilaporkan ke penegak hukum setempat tapi tidak kunjung tuntas," kata Handoyo ketika fit and proper test Capim KPK di Komisi III DPR, Selasa (29/11/2011).

Jawaban itu sekaligus menjawab pertanyaan Trimedya Panjaitan, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, apakah sebaiknya KPK menangani kasus dengan nilai kerugian negara di atas Rp 50 miliar. Trimedya mengutip pernyataan Capim KPK Abraham Samad.

Handoyo mengatakan, besaran nilai kerugian negara relatif. Dianggap besar di daerah, belum tentu dinilai besar di pusat. "Kecil di daerah tapi dampaknya di daerah bisa sangat fatal untuk daerah yang masih kurang maju," kata Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK itu.

Solusi atas dilema itu, tambah dia, yakni keseimbangan antara penanganan kasus besar dengan kasus kecil di daerah. Selain itu, peningkatan fungsi koordinasi dan supervisi dengan Kepolisian dan Kejaksaan agar kasus-kasus korupsi yang dilaporkan masyarakat dapat dituntaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Andika Perkasa-Andi Widjajanto Hadiri Rakernas PDI-P Kenakan Baju Partai

    Andika Perkasa-Andi Widjajanto Hadiri Rakernas PDI-P Kenakan Baju Partai

    Nasional
    Prabowo Disebut Akan Kaji Penurunan UKT Supaya Jauh Lebih Murah

    Prabowo Disebut Akan Kaji Penurunan UKT Supaya Jauh Lebih Murah

    Nasional
    Budi Arie Sebut Jokowi Belum Sikapi RUU Penyiaran, Tunggu Draf Resmi

    Budi Arie Sebut Jokowi Belum Sikapi RUU Penyiaran, Tunggu Draf Resmi

    Nasional
    Skenario Pilkada Jakarta 2024, Anies Versus Gerindra

    Skenario Pilkada Jakarta 2024, Anies Versus Gerindra

    Nasional
    Hadirkan Inovasi Pelestarian Air di WWF 2024, Pertamina Buka Peluang Kolaborasi dengan Berbagai Negara

    Hadirkan Inovasi Pelestarian Air di WWF 2024, Pertamina Buka Peluang Kolaborasi dengan Berbagai Negara

    Nasional
    Momen Ganjar-Mahfud Apit Megawati di Pembukaan Rakernas PDI-P

    Momen Ganjar-Mahfud Apit Megawati di Pembukaan Rakernas PDI-P

    Nasional
    Kuatkan Ekonomi Biru melalui Kolaborasi Internasional, Kementerian KP Gandeng Universitas Terkemuka AS

    Kuatkan Ekonomi Biru melalui Kolaborasi Internasional, Kementerian KP Gandeng Universitas Terkemuka AS

    Nasional
    Hadiri Rakernas V PDI-P, Mahfud Singgung soal Konsistensi Berjuang

    Hadiri Rakernas V PDI-P, Mahfud Singgung soal Konsistensi Berjuang

    Nasional
    Puan Tiba Belakangan, Langsung Jemput Megawati dan Antar ke Ruang Rakernas

    Puan Tiba Belakangan, Langsung Jemput Megawati dan Antar ke Ruang Rakernas

    Nasional
    Mantan Wapres Try Sutrisno Hadiri Rakernas V PDI-P

    Mantan Wapres Try Sutrisno Hadiri Rakernas V PDI-P

    Nasional
    Rakernas PDI-P Diselimuti Amarah, Diprediksi Akan Jadi Oposisi Prabowo

    Rakernas PDI-P Diselimuti Amarah, Diprediksi Akan Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Ganjar, Sandiaga, hingga Hary Tanoe Hadiri Rakernas V PDI-P

    Ganjar, Sandiaga, hingga Hary Tanoe Hadiri Rakernas V PDI-P

    Nasional
    Tiba di Lokasi Rakernas PDI-P, Megawati Saksikan Patung Banteng Berdarah Tertusuk Panah

    Tiba di Lokasi Rakernas PDI-P, Megawati Saksikan Patung Banteng Berdarah Tertusuk Panah

    Nasional
    Berkaca Kasus SYL, KPK Sebut Penyelenggara Negara Terpaksa Patuhi Atasan karena Takut Jabatannya Hilang

    Berkaca Kasus SYL, KPK Sebut Penyelenggara Negara Terpaksa Patuhi Atasan karena Takut Jabatannya Hilang

    Nasional
    Diduga Terkait Judi “Online”, Lebih dari 5.000 Rekening Diblokir, 500 E-Wallet Ditutup

    Diduga Terkait Judi “Online”, Lebih dari 5.000 Rekening Diblokir, 500 E-Wallet Ditutup

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com