BANDUNG, KOMPAS.com -- Badan Pusat Statistik bersama Kementerian Pertanian, tengah menyiapkan peta jalan untuk memperbaiki data pangan. Perbaikan antara lain ditempuh dengan memverifikasi luas lahan pertanian yang menjadi salah satu acuan penghitungan produksi pangan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) yang kini menjabat Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan mengatakan, data luas baku lahan pertanian selama ini berasal dari beberapa sumber, yakni Kementerian Pertanian, Badan Pertanahan Nasional, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, dan Kementerian Dalam Negeri. Keragaman sumber itu turut memicu perbedaan data.
Menurut Rusman, verifikasi diperlukan untuk mengetahui kondisi akhir terkait alih fungsi lahan pertanian menjadi nonpertanian. "Jika data luas lahan akurat, hasil penghitungan produksi pangan pun akurat. Situasi kontradiktif, yakni impor bahan pangan dan produksi yang surplus, pun bisa dihindari," kata Rusman, Minggu (27/11/2011) di Bandung, Jawa Barat.
Selain verifikasi lahan, survei ditempuh untuk mengetahui angka konsumsi beras. Angka konsumsi yang dipakai selama ini, yakni 139 kilogram per kapita per tahun, dinilai terlalu tinggi karena pada sejumlah survei BPS hasilnya 113-114 kilogram per kapita per tahun.
"Setelah diusut, angka konsumsi 139 kilogram per kapita per tahun itu ternyata hasil konsensus, tak pernah turun lima tahun terakhir. Ini harus dibenahi melalui survei agar data produksi, konsumsi, dan strategi lebih akurat," tuturnya.
Direktur Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan BPS, Ardief Achmad menambahkan, verifikasi lahan kini masih berlangsung di Pulau Jawa dan ditargetkan hingga luar Jawa tahun depan. Verifikasi memanfaatkan teknologi citra satelit sehingga diharapkan menghasilkan data lebih akurat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.