JAKARTA, KOMPAS.com - Formasi Kabinet Indonesia Bersatu II pasca-reshuffle harus fokus pada upaya meminimalisir ancaman resesi global, dan peningkatan ketahanan pangan nasional.
Ancaman resesi ekonomi global sudah menjadi persoalan nyata, sementara terjadinya kemunduran musim tanam padi di Jawa, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Selatan, bakal menimbulkan ancaman sangat serius terhadap stok pangan nasional.
Anggota DPR dari Partai Golkar, Bambang Soesatyo, Minggu (16/10/2011), mengatakan, saat merancang formasi baru anggota kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diharapkan tidak terpaku pada pemilihan figur menteri atau wakil menteri, melainkan juga melihat tantangan yang dihadapi negara saat ini.
Bambang yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, dalam siaran persnya, menyatakan, ada tiga tantangan terkini yang tak bisa dihindari formasi baru kabinet pasca-reshuffle.
Pertama, agar Presiden membentuk tim ekonomi yang tangguh dan kompak, karena Indonesia dipastikan tidak bisa menghindar dari efek domino bayang-bayang resesi yang sedang menggejala di zona Euro dan Amerika Serikat (AS).
Tantangan kedua adalah menjaga ketahanan pangan. Persoalan ini tidak boleh disederhanakan, karena dimensi tantangannya akan sangat berbeda, jika ketahanan pangan kita melemah di tengah keresahan akibat resesi global. Solusinya menjadi tidak semudah ketika dunia dalam suasana kondusif.
Selama ini, Indonesia menutupi kekurangan beras dengan impor. Saat dunia diselimuti resesi, impor beras menjadi tidak mudah karena negara-negara importir beras akan memprioritaskan ketahanan pangan masing-masing, sebelum bersedia melayani permintaan negara lain. Harga pun mungkin akan bergejolak, mengikuti gejolak kurs mata uang akibat resesi.
Tantangan ketiga berkait dengan rasa keadilan. Penegakan hukum yang sarat tebang-pilih, sudah mencabik-cabik rasa keadilan rakyat. Popularitas pemerintahan SBY anjlok, karena faktor ini. Kalau ketidakpuasan rakyat tidak segera direspons, stabilitas dan ketertiban umum menjadi taruhannya.
"Kita akan menyaksikan makin banyak elemen rakyat yang akan turun ke jalan melancarkan protes," sebut Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.