Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Kompromi soal Batas

Kompas.com - 12/10/2011, 04:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia tidak akan menoleransi tindakan negara lain yang mengancam kedaulatan, termasuk menggeser tapal batas. ”Tidak ada kompromi soal kedaulatan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Selasa (11/10/2011).

Namun, menurut Julian, sampai sejauh ini, kabar Malaysia menggeser tapal batas di Camar Bulan dan Tanjung Datu, Sambas, Kalimantan Barat, tidak benar. ”Kalau benar ada upaya menggeser tapal batas, tentu kita akan mengambil tindakan,” katanya di Istana Presiden.

Julian menuturkan, pergeseran secara sengaja tapal batas oleh pihak Malaysia tidak teridentifikasi, kecuali mungkin karena tapal itu tidak terlihat akibat abrasi air laut. ”Jelas, bukan karena ketidaksengajaan,” katanya.

Namun, DPR bersikukuh ada pelanggaran batas. Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin menegaskan, dirinya punya bukti akurat tentang pelanggaran batas dan penguasaan lahan oleh Malaysia di Kalimantan Barat itu. ”Saya punya data akurat dari lapangan. Saya lama menjadi sekretaris militer dan mengetahui betul persoalan yang ada di lapangan,” katanya.

Menurut Tb Hasanuddin, informasi lapangan tersebut sebagian diperoleh dari aparat pemerintah dan warga yang hidup di sepanjang perbatasan. Pihaknya siap membuka data itu dalam forum terbuka bersama pemerintah.

DPR pun, ujar anggota DPR, Hilmy Fauzi, siap meninjau ke Tanjung Datu dan Camar Bulan. ”Dalam pekan ini, kami turun ke lapangan,” kata Hilmy.

Hal sama disampaikan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq. ”Tanjung Datu dan Camar Bulan telah lama menjadi wilayah administratif Kalimantan Barat. Jika Menko Polhukam punya data lain, tidak apa. Tugas kami melakukan pengecekan,” ujarnya.

Tb Hasanuddin juga membenarkan ada eksodus besar-besaran warga Kalbar di daerah terisolasi ke Sarawak untuk mencari penghidupan yang lebih baik. ”Saya sudah laporkan kepada pemerintah beberapa tahun lalu, tetapi tidak ada respons,” ujarnya.

Sebelumnya, Menko Polhukam Djoko Suyanto tidak menjawab pertanyaan tentang eksodus warga Kalbar ke Sarawak dalam jumpa pers yang sebagian besar membahas dugaan pelanggaran batas oleh Malaysia.

”Kami terbuka. Kalau data kami dibutuhkan, kita bisa ke lapangan bersama,” kata Tb Hasanuddin. Ia berharap pemerintah tidak menanggapi data temuannya secara emosional, tetapi menggunakannya sebagai bahan untuk perundingan selanjutnya.

Anggota Komisi I lainnya, Tjahjo Kumolo, di Solo, Jawa Tengah, mengatakan, ”Mengapa Menko Polhukam, Mendagri, dan Menlu seperti berlomba-lomba membantah tak ada pencaplokan wilayah. Seharusnya yang membantah Pemerintah Malaysia.”

Menurut Tjahjo, pemerintah harus mengusut skandal pergeseran perbatasan Indonesia-Malaysia itu. ”Gubernur (Kalbar) mengakui ada sekian ribu meter persegi tanah yang bergeser. Mengapa bisa bergeser dan apakah secara kebetulan daerah yang kini berada di wilayah Malaysia itu merupakan wilayah tambang terbaik batubara kita?” katanya. (AHA/EKI/ABK/PRA/EDN/ATO/ONG/LKT/ANA/NWO)

Selengkapnya artikel ini dapat dibaca di : http://cetak.kompas.com/read/2011/10/12/01370420/tak.ada.kompromi.soal.batas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com