Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momentum bagi KPK untuk Bersih-bersih

Kompas.com - 06/10/2011, 11:45 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Kesimpulan Komite Etik bahwa ada pelanggaran etika ringan dalam tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus ditangkap sebagai momentum untuk bersih-bersih, sekaligus menegakkan kembali wibawa lembaga antikorupsi itu.

Siapa pun yang dinilai telah melanggar etika, baik lewat keputusan secara bulat atau lewat pendapat terpecah, harus diberi peringatan, bahkan jika perlu diminta mengundurkan diri.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Transparancy International Indonesia (TII) Teten Masduki, menanggapi pengumuman Komite Etik KPK pada Rabu sore kemarin, yang memutuskan bahwa Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja dan Sekjen KPK Bambang Praptono Sunu dianggap telah melanggar etika ringan. Sedangkan dua Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dan Haryono Umar dianggap tidak bersalah, dengan catataan tiga dari total tujuh anggota Komite Etik menganggap keduanya melanggar kode etik ringan.

Menurut Teten, saat ini merupakan momen yang baik bagi KPK untuk bersih-bersih diri dan menegakkan kembali wibawa setelah sempat menurun akibat dugaan pelanggaran kode etik tersebut. Masyarakat menerapkan standar tinggi atas integritas pimpinan dan pegawai KPK. Karena itu, hasil keputusan Komite Etik harus dijadikan sandaran untuk menuntaskan masalah pelanggaran kode etik itu.

"KPK sebagai lembaga harus diselamatkan. Ini momen bagus bagi lembaga itu untuk mendapat dukungan penuh dari masyarakat," katanya.

Teten menghargai upaya KPK yang membentuk Komite Etik untuk memeriksa kasus itu, dan kemudian mengumumkan hasilnya. Artinya, lembaga itu serius menjalankan sistem penilaian internal untuk menegakkan kode etik.

"Komite Etik sudah bekerja dengan baik. Adanya beberapa anggota yang punya pendapat berbeda dalam keputusan itu menunjukkan proses berjalan demokratis, dan tak ada upaya menggiring agar komite melindungi KPK secara keseluruhan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Nasional
    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Nasional
    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    Nasional
    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    Nasional
    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    Nasional
    Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Nasional
    Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

    Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

    Nasional
    Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

    Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

    Nasional
    Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

    Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

    Nasional
    Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

    Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

    Nasional
    PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

    PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

    Nasional
    Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

    Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

    Nasional
    Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

    Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

    Nasional
    Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

    Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com