Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri dan Ibunda Hayat Tak Hadiri Pemakaman

Kompas.com - 27/09/2011, 15:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Jenazah pelaku bom bunuh diri di Solo, Pino Damayanto (31) akhirnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Proses pemakaman mantan santri Pondok Pesantren Ngruki ini pun dilakukan secara sederhana.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, proses pemakaman dilakukan pada pukul 14.00, tak lama setelah rombongan mobil pengantar jenazah sebanyak 2 mobil tiba di lokasi. Para aparat kepolisian dari Kepolisian Sektor Cipayung tampak hadir di lokasi ditemani tim forensik dari RS Polri Sukanto.

Jenazah dimakamkan tepatnya di Blok AA1, Blad 18 TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Selama proses pemakaman dilakukan, tidak hadir istri Hayat, Fitri Yosepa Dewi, beserta anaknya yang sebelumnya sempat hadir di rumah sakit Polri kemarin, Selasa (27/9/2011) untuk melakukan proses identifikasi jenazah.

Ibunda Hayat, Hindun, yang mengurus jenazah sejak siang tadi di RS Polri juga tidak terlihat. Proses pemakaman sendiri hanya dihadiri kuasa hukum keluarga dari tim pembela muslim (TPM), Noerlan, saudara kandung Hayat, dan seorang keponakan Hayat.

Pihak keluarga enggan dimintai keterangan lantaran masih berduka. Menurut Noerlan, ketidakhadiran istri, anak, dan ibunda Hayat karena mereka masih syok. Istri dan anak Hayat yang baru berumur 4 tahun pun bahkan tidak ikut datang bersama rombongan kecil iring-iringan jenazah menuju TPU Pondok Ranggon. Sementara sang bunda, Hindun, memilih untuk tetap berdiam diri di dalam mobil karena tak kuasa menahan tangis.

"Ibunya nangis terus-terusan jadi dia nggak bisa turun ke tempat makam. Namanya masih berduka dan syok jadi tolong dipahami. Kalau istri dan anaknya di rumah di Jakarta, tidak ikut karena syok juga," tutur Noerlan di lokasi.

Sebelumnya, sebuah bom meledak di dalam Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton pada Minggu (25/9/2011) sekitar pukul 11.00. Saat itu, puluhan jemaat umat kristiani usai melakukan ibadah dan hendak menuju keluar gereja. Namun, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara ledakan. Seorang pria yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri tewas di tempat dengan bagian perut rusak parah sementara lebih 20 orang jemaat mengalami luka bakar.

Jenazah pelaku bom bunuh diri kemudian sempat dievakuasi ke RS di Semarang, Jawa Tengah sampai akhirnya dilimpahkan ke RS Polri Sukanto, Jakarta Timur. Beredar kabar bahwa pelaku bom bunuh diri di GBIS adalah buron kasus pemboman Mapolres Cirebon pada April 2011 lalu.

Mabes Polri membenarkan adanya dugaan itu. Polisi memastikan jasad pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel, Kepunton, Solo, Jawa Tengah, adalah Pino Damayanti alias Ahmad Abu Daud alias Ahmad Yosepa Hayat alias Raharjo alias Hayat. Hayat juga menjadi buron polisi dalam kasus yang sama dengan pelaku bom Cirebon, M Syarif, yakni perusakan mini market.

"Pada Oktober 2010, terlibat dalam kasus perusakan Alfamart dan Indomart di Cirebon," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam di Markas Besar Polri. Menurut Anton, Hayat merupakan salah satu orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang kepolisian Cirebon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com