Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Cirus, Jaksa Agung Tunggu Perkembangan

Kompas.com - 16/09/2011, 20:29 WIB
M Fajar Marta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait permintaan terpidana Antasari Azhar untuk menjadikan jaksa nonaktif Cirus Sinaga sebagai saksi dalam sidang peninjauan kembali (PK) yang diajukannya, Jaksa Agung mengatakan akan menunggu perkembangan. Adapun mengenai sidang PK itu sendiri, Jaksa Agung menolak berkomentar karena khawatir bisa memengaruhi jalannya persidangan.

"Sidang PK Antasari saat ini masih berlangsung. Saya tidak mau terlalu jauh berkomentar menyangkut masalah substansi karena bisa menimbulkan bias," kata Jaksa Agung Basrief Arief, Jumat (16/9/2011) di Jakarta.

Seperti diberitakan, pada persidangan PK di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/9/2011), Antasari meminta jaksa penuntut umum di pengadilan tingkat pertama dihadirkan sebagai saksi. Jaksa tersebut di antaranya adalah Cirus Sinaga, Fadil Reagen, dan Marolop Pandiangan. Dalam sidang tersebut, Antasari Azhar dihukum 18 tahun penjara karena terbukti terlibat dalam pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran.

Menurut Antasari, mereka diperlukan sebagai saksi karena hingga sekarang jaksa penuntut umum tidak pernah menunjukkan izin pemeriksaan dirinya dari Jaksa Agung. Padahal, saat itu, sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari masih berstatus sebagai jaksa aktif.

Mengenai tidak adanya izin Jaksa Agung untuk pemeriksaan Antasari, Basrief tidak menjawab langsung ada atau tidaknya izin tersebut. Ia hanya mengatakan, kasus ini sudah berkekuatan hukum tetap.

"Faktanya, putusan ini sudah diterima oleh pengadilan, baik tingkat pertama, banding, maupun kasasi. Jadi, kita lihat saja bagaimana kemungkinannya," ujar Basrief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com