Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Harus Buat Nazaruddin "Buka Mulut"

Kompas.com - 05/09/2011, 09:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Police Watch (IPW) menilai, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lamban dalam mengungkap kasus dugaan suap wisma atlet melalui keterangan Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus tersebut. Ketua Presidium ICW, Neta S Pane menilai, penyidik KPK sedianya mampu membuka mulut Nazaruddin yang selama ini bungkam. Ada dua teknik yang dapat digunakan penyidik.

"Pertama, dengan teknik direct confrontation," kata Neta kepada wartawan, Senin (5/9/2011).

Teknik tersebut dilakukan dengan menghadapkan Nazaruddin kepada nama-nama yang disebutnya terlibat seperti anggota Komisi X DPR Angelina Sondakh dan Mirwan Amir. Keterangan Nazaruddin bisa dikonfrontasi dengan keterangan orang-orang tersebut.

"Dalam direct confrontation dapat dilakukan cross examination. Misalnya dengan Angelina Sondakh atau Anas Urbaningrum. Jika yang bersangkutan menyangkal dan tetap bungkam, tentu akan memberatkan Nazaruddin," ungkapnya.

Teknik yang kedua, lanjut Neta, dengan metode psikologis kognitif. Metode ini seperti menciptakan situasi yang membuat Nazaruddin terpojok atau dikenal dengan istilah defleksi.

"Atau dengan interograsi lebih dari 20 jam," jelas Neta.

Dia menambahkan, standar teknik penyidikan tersebut sedianya sudah dikuasai penyidik KPK yang sebagian berasal dari anggota kepolisian. Masalahnya, kata dia, jika penyidik KPK diperintahkan atau diarahkan untuk sengaja mempersempit pengungkapan kasus tersebut. Sehingga, aktor lain selain Nazaruddin tidak terseret dalam pusaran kasus itu.

"Masalahnya apakah penyidik diperintahkan untuk itu atau justru diarahkan untuk melokalisir dan menyempitkan pengungkapan, sehingga tidak meluas ke tersangka lain yang keterlibatan mereka lebih besar," paparnya.

Seperti diketahui, Nazaruddin memilih bungkam saat diperiksa penyidik KPK. Dia mengancam akan terus bungkam jika tidak dipindahkan dari Rumah Tahanan Mako Brimbob, Kelapa Dua, Depok. Terkait sikap Nazaruddin itu, KPK tidak ambil pusing. Juru Bicara KPK Johan Budi dalam beberapa kesempatan mengatakan, KPK tidak hanya mengumpulkan bukti dari keterangan Nazaruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Nasional
    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Nasional
    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

    Nasional
    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com