Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaligis Dinilai Bohong Soal Kesehatan Nazar

Kompas.com - 24/08/2011, 18:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Nazaruddin, OC Kaligis, dinilai telah berbohong soal kondisi kesehatan dan tekanan mental terhadap tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh dr. Anton Castilani selaku Kepala Tim Pemeriksaan dan Perawatan Kesehatan Tahanan KPK untuk Muhammad Nazaruddin. Anton menilai, ucapan Kaligis yang mengutip pernyataan dr. Handoko, selaku dokter kejiwaan untuk Nazaruddin, tidak pernah terjadi.

Pekan lalu Kaligis mengutip pernyataan Handoko bahwa mental Nazaruddin akan hancur jika dalam seminggu tidak dipindahkan dari Rumah Tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Kaligis enggan menjelaskan penyebab tertekannya mental Nazaruddin itu.

"Dia (dr Handoko) mengatakan kalau seminggu tidak dipindah, ini mentalnya hancur sehingga tidak ada gunanya dia (Nazaruddin) diperiksa," kata Kaligis (22/8/2011).

Pernyataan Kaligis itu berbeda dari keterangan Anton. Anton mengungkapkan bahwa Handoko tidak pernah berkata demikian. Tekanan mental yang dialami Nazaruddin, kata Anton, masih dalam batas normal.

"Saya sudah konfirmasi ke seluruh tim termasuk ke Pak Handoko, tidak pernah ada pernyataan seperti itu dari dr. Handoko. dr Handoko tidak pernah bicara seperti itu kepada kuasa hukum," kata Anton saat dihubungi wartawan, Rabu (24/8/2011).

Hasil pemeriksaan kejiwaan Nazaruddin itu, lanjut Anton, tidak hanya dilakukan oleh Handoko. "Ketika Bapak Handoko melakukan pemriksaan ditemani anggota tim yang lain," ucapnya.

Anton juga mengatakan bahwa tim dokter tidak pernah merekomendasikan agar Nazaruddin dipindahkan dari Rutan Mako Brimob. "Semua tahanan pasti stres lah, stresnya semua tahanan, tapi kita tidak pernah merekomendasikan pindah rumah tahanan," ujarnya.

Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan, Anton tidak menemukan tanda-tanda bahwa Nazaruddin mengalami intimidasi baik secara fisik maupun mental. Kondisi mental yang dialami mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu juga tergolong normal.

Setelah tertangkap di Cartagena, Kolombia, Nazaruddin mendekam di Rutan Mako Brimob dengan penjagaan ketat. Tim kuasa hukumnya mengatakan, mantan politisi Partai Demokrat itu mengalami intimidasi dan tekanan mental sehingga perlu pindah tahanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

    Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

    Nasional
    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Nasional
    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Nasional
    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    Nasional
    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    Nasional
    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Nasional
    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    Nasional
    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    Nasional
    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Nasional
    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nasional
    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Nasional
    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com