Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti yang Bersahabat

Kompas.com - 21/08/2011, 03:12 WIB

Ilham Khoiri

Seorang profesor antropologi dari Amerika Serikat meneliti Islam di Indonesia dari sisi yang jarang diungkap, yaitu dimensi estetik.

Saat mengkaji ekspresi seni rupa modern hasil karya seniman Muslim, dia menemukan wajah Islam yang indah dan sangat berbeda dengan citra kekerasan yang belakangan kerap dikaitkan dengan agama ini. Lebih menarik lagi, penelitian itu dilakukan dengan pendekatan persahabatan.

Kenneth M George (60), guru besar antropologi di University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat. Sejak tahun 1985 sampai sekarang, dia banyak meneliti fenomena seni Islam di Indonesia. Selama 26 tahun itu, dia bolak-balik mengunjungi Indonesia untuk mengkaji perkembangan seni rupa modern hasil karya sejumlah seniman Muslim.

Akhir Juli lalu, dia kembali mengunjungi Sulawesi, Bandung, dan Jakarta. ”Saya kemari untuk menyegarkan pemahaman saya tentang perkembangan terkini Indonesia, terutama di tempat penelitian saya dulu. Saya ketemu dengan keluarga dan teman-teman, ngobrol, berbagi kabar,” katanya.

Salah satu teman yang dimaksud adalah AD Pirous (79), pelukis dan guru besar emeritus Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Selain teman akrab, Pirous adalah rekanan sekaligus salah satu obyek kajian Kenneth dalam meneliti seni rupa Islam.

Kami bertiga bertemu di kawasan Condet, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Namun, tulisan ini tak hanya bertumpu pada perbincangan saat itu saja, tetapi juga satu pertemuan lain di rumah Pirous di Bandung tahun 2009 lalu.

Kenneth bercerita, dia mulai tertarik dengan Indonesia setelah melihat sejumlah penelitian budaya Asia Tenggara sebelumnya. Ketertarikan itu terwujud saat dia kemudian mendapat kesempatan melakukan penelitian di Pegunungan Mambi di Sulawesi Selatan, tahun 1982 sampai 1985.

”Saya tinggal di rumah salah satu warga di pegunungan itu. Saya belajar budaya dan bahasa mereka, makan ubi, nasi, ikut menanam padi, bahkan perang lumpur di sawah,” katanya.

Dia mengkaji sastra tutur dalam upacara keagamaan dan kepercayaan masyarakat setempat. Penelitian ini menjadi disertasi program doktoral Jurusan Antropologi, University of Michigan. Tahun 1996, hasilnya diterbitkan menjadi buku, Showing Signs of Violence: The Cultural Politics of a Twentieth-Century Headhunting Ritual. Kajian ini memperoleh penghargaan dari the Association for Asian Studies sebagai Winner of the 1998 Harry J Benda Prize in Southeast Asian Studies.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com