Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Jadi Ukuran KPK Jilid II

Kompas.com - 19/08/2011, 08:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengungkapan kasus dugaan suap dalam pembangunan wisma atlet di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi indikator penting bagi penilaian kinerja pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi jilid II yang akan mengakhiri tugas pada akhir tahun ini.

Dewan Perwakilan Rakyat akan terus melihat kinerja KPK dalam mengusut kasus tersebut. "Kami ingin tahu apakah kasus suap pembangunan wisma atlet ini akan berhenti pada mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin atau melebar ke pihak lain," kata anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan, Jumat (19/8/2011).

Trimedya menuturkan, kasus dugaan korupsi wisma atlet menjadi indikator penting kinerja KPK karena diduga melibatkan sejumlah orang penting. Ketika dalam pelarian di luar negeri, Nazaruddin pernah menyatakan, dugaan suap kasus pembangunan wisma atlet ini juga melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Nazaruddin pun pernah menuding pihak lain di Partai Demokrat, seperti Benny K Harman, Angelina Sondakh, dan Mirwan Amir.

Menurut dia, pimpinan KPK saat ini, kecuali Busyro Muqoddas, masih memiliki waktu sekitar 3,5 bulan untuk membuktikan kinerjanya dalam penanganan kasus yang melibatkan Nazaruddin tersebut. Pasalnya, pada akhir tahun ini, mereka akan diganti.

"Pimpinan KPK periode pertama yang mengakhiri tugasnya pada tahun 2007 berhasil membangun institusi KPK hingga membuat lembaga itu siap lepas landas. Lalu, apa yang ditinggalkan pimpinan KPK periode kedua? Ini yang harus dipikirkan oleh pimpinan KPK saat ini," ucap Trimedya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com