Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Wafid, Nazaruddin Jaminan Pribadi

Kompas.com - 14/08/2011, 19:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharam, mengaku mengenal mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Ia dikenalkan oleh Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang, pada Mei 2009.

"Saat dikenalkan Rosa, bagi saya, Nazaruddin adalah jaminan pribadi (personal guanranttee), yang membuat saya semakin yakin dan percaya, di antaranya kalau pinjam uang," kata Wafid kepada Kompas, melalui kuasa hukumnya, Erman Umar, yang menemuinya di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta, akhir pekan lalu.

Tentang pertemuan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dengan Nazaruddin di ruang kerjanya, Wafid mengaku hanya menjadwalkan tanggal pertemuannya saja. Namun, ia tidak menahu tentang isi pertemuan tersebut.

"Saya hanya menjadwalkan acara saja, dan tidak tahu agendanya apa dan bicarakan apa dalam pertemuan tersebut," lanjut Wafid, yang 9 Juli lalu baru merayakan ulang tahunnya yang ke 51 di ruang penjara LP Cipinang dengan tausiyah.

Ia juga mengaku buta soal politik. "Saya tidak pernah tahu soal politik, saya hanya bekerja. Karena itu saya tidak mau dikait-kaitkan dengan soal politik," jelas Wafid.

Hanya pinjaman

Dalam kesempatan itu, Wafid juga membantah soal komisi yang kabarnya diberikan kepadanya sebesar dua persen dari kemenangan PT Duta Graha Indah, yang menjadi pelaksana proyek Wisma Atlet Sea Games 2011.

"Saya tidak menerima komisi apapun. Saya tidak tahu komisi dua persen itu. Saya hanya meminjam uang untuk menalangi pembayaran bagi kepentingan penyelenggaraan SEA Games seperti untuk tambahan Inosoc, yang Mei lalu harus segera dibayarkan. Padahal, dana APBN belum cair," tandas Wafid.

Menurut Wafid, saat petugas KPK datang ke ruang kantornya di lantai tiga Gedung Menpora, Senayan, 21 April lalu, sebenarnya ia mau menerima pinjaman tersebut dari Rosa. Namun, ternyata, Rosa juga membawa Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah (DGI) Mohammad El Idris, dan mengenalkannya.

Waktu itu, Kantor Pemuda dan Olahrga membutuhkan dana talangan Rp 6 miliar. "Saya diberitahu Rosa, di map hijau yang diberikan itu ada cek senilai Rp 3,2 miliar. Akan tetapi, map itu saya berikan lagi kepada staf saya," kata Wafid, yang 30 tahun ini tinggal di rumahnya Perumnas Karawaci, Tangerang.

Soal uang dolar AS dan asing lainnya yang ada di mejanya, Wafid menyatakan uang itu juga uang pinjaman yang akan ditukarkan untuk biaya operasional Kantor Menpora. "Uang itu bukan untuk saya. Kalau itu untuk saya, untuk apa saya berikan kepada staf. Kan, lebih baik saya kantungi jauh-jauh hari," tambah pria kelahiran Garut, Jawa Barat, yang memiliki dua anak itu.

Tahun lalu, Wafid juga mengaku pernah meminjam kepada Rosa dana Rp 1 miliar untuk operasional kantornya. Namun, uang itu sudah dikembalikan melalui rekanannya, yang mengenalkan dia dengan Rosa.

"Kalau saya dianggap salah, dianggap melacurkan diri dengan cara mencari dana talangan, ya tidak apa-apa. Yang penting saya sudah berbuat seoptimal mungkin untuk menggerakkan kantor," papar Wafid.

Terkait  tertangkap dan ditahannya Nazaruddin, Wafid berharap, Nazaruddin, dapat membuat kasus wisma atlet terang benderang.

"Buat saya, yang bisa saya harapkan adalah kasus ini semakin terang benderang. Buat saya apa lagi," tandas Wafid.

Nazaruddin diharapkan juga mendudukan persoalannya, khususnya keterkaitannya dalam kasus wisma atlet yang sebenarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Nasional
    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Nasional
    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com