Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembersihan Partai Demokrat Sebatas Anas

Kompas.com - 14/08/2011, 16:21 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Abdul Aziz SR, pengajar Pascasarjana Universitas Indonesia, mengatakan, di Malang, Jawa Timur, Minggu (14/8/2011), pascatertangkapnya Muhammad Nazaruddin bisa jadi akan berimplikasi dengan pembersihan tubuh Partai Demokrat.  

Pembersihan di tubuh Partai Demokrat paling tinggi hanya sampai tingkat Anas Urbaningrum. Tidak akan pernah menyentuh keluarga dan klik Cikeas.

"Anas Urbaningrum dan faksinya di DPP Partai Demokrat akan dikorbankan, sementara keluarga dan klik Cikeas akan diselamatkan sekaligus dinobatkan sebagai yang paling berhak memimpin dan membesarkan partai," katanya.

Anas Urbaningrum dan faksinya, menurut Aziz, akan segera menjadi masa lalu bagi Partai Demokrat. Bagaimanapun kepiawaian Anas membangun konsolidasi partai di tingkat daerah (provinsi dan kabupaten/kota) selama ini, tampaknya membuat gelisah keluarga dan klik Cikeas terkait pemilihan presiden tahun 2014.

Hal ini juga akan dijadikan momentum oleh Partai Demokrat untuk tampil gagah dan seakan tanpa dosa mengumumkan kepada  publik bahwa partai mereka konsisten dan berkomitmen tinggi mendorong pemberantasan korupsi.

"Partai Demokrat pasti ingin memetik keuntungan politik dengan tertangkapnya Nazaruddin," tegas Direktur Centre of Public Policy Studies (CPPS) Surabaya ini.

Ia mengatakan, Partai Demokrat, rezim SBY, dan barisan pendukungnya akan segera memuculkan isu-isu baru yang lebih dahsyat, untuk menggeser isu Nazaruddin dari pemberitaan media massa. Dengan begitu, borok-borok dan kebusukan di tubuh Partai Demokrat segera tertutup rapat dari penciuman media.  

"Untuk diketahui, rezim SBY mampu bertahan dengan baik hingga saat ini, antara lain karena kemampuannya mengalihkan isu demi isu dengan nyaris sempurna," katanya.

Aziz menegaskan, nyanyian Nazaruddin selama menjadi buron di mancanegara menjadi sangat terbuka dibuktikan secara hukum. KPK, kepolisian, dan kejaksaan diharapkan profesional dan tidak tunduk pada tekanan-tekanan politik dalam menuntaskan kasus Nazaruddin, baik yang terkait dengan Partai Demokrat maupun DPR.  

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Nasional
    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Nasional
    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Nasional
    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com