JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks kepuasan jemaah terhadap mutu dan pelayanan panitia penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi menunjukkan angka memuaskan atau di atas standar dengan angka kepuasan 81,45 persen.
"Aspek pelayanan dengan pemenuhan harapan tertinggi terdapat pada pelayanan petugas kloter 88,88 persen dan terendah terdapat pada pelayanan katering 75,68 persen," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan dalam pemaparan hasil survei kepuasan jemaah haji di Jakarta, Senin (8/8/2011).
Ia mengatakan, pelayanan dari panitia penyelenggara yang memiliki indeks kepuasan tertinggi dari para jamaah adalah sikap keramahan dan kesopanan dalam melaksanakan tugas dan pelayanan, penampilan petugas kerapian berpakaian dan fasilitas yang digunakan, serta kemampuan pengendalian emosi serta kesabaran dalam menghadapi perilaku ibadah haji.
"Kemudian, kemudahan dalam mendapatkan pelayanan petugas kloter saat dibutuhkan dan kepedulian serta rasa empati petugas dalam memberikan layanan kepada jemaah haji," ujar Rusman.
Sedangkan pelayanan yang memiliki indeks kepuasan terendah adalah tampilan penyajian dan kebersihan kesehatan jasa katering yang diterima oleh jemaah, ketepatan waktu kedatangan sarana transportasi untuk mengangkut jemaah serta kelengkapan dan ketersediaan fasilitas serta perlengkapan katering.
"Ketersediaan dan kecukupan armada transportasi juga memiliki indeks kepuasan terendah serta ketertiban pengarahan sistem antrean jemaah haji dalam mengambil makanan yang disajikan," kata Rusman.
Ia mengatakan, besar sampel ditetapkan menurut daerah kerja Jeddah, Mekkah, Madinah dan Satop Armina masing-masing 2.500 responden untuk menghindari tingkat respons yang kecil dan pemenuhan target minimal sampel.
"Jemaah haji yang mengembalikan kuisioner sebanyak 4.200 orang dan yang layak dioleh sebanyak 3.929 kuisioner atau 93,55 persen," ujarnya.
Sementara, indeks kepuasan per daerah kerja (daker) adalah Madinah 87,33 persen, Jeddah 83,79 persen, Mekkah 81,27 persen dan Armina 79,41 persen.
"Di Armina suasananya serba darurat karena merupakan tempat perkemahan, pasti selalu ada keluhan soal air, sanitasi, makanan dan waktunya pendek. Padahal semua orang di sana perlu pelayanan dengan fasilitas terbatas dan semua persoalan harus dihadapi. Mudah-mudahan ada perbaikan walau tidak bisa seperti Madinah," ujarnya.
Dalam survei tersebut juga disebutkan, bahwa jemaah haji pada 2010 memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dibanding jemaah sepuluh tahun lalu dan ini bisa menjadi perhatian Kementerian Agama dalam menyelenggarakan persiapan dan manasik haji.
"Ada pergeseran arah pendidikan yang lebih baik, jemaah paham bisa membaca sehingga Kemenag bisa membuat pembinaan calon jemaah dengan lebih baik. Apakah tetap membuat gaya lama manasik atau membuat terobosan baru, karena jemaah makin bisa diandalkan dalam membaca," ujar Rusman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.