JAKARTA, KOMPAS.com- Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) dengan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai calon presiden, merupakan pengulangan strategi Partai Demokrat dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2004. Strategi lama itu masih harus diuji dalam peta politik yang sudah berbeda berikut banyak variabel lainnya yang juga sudah bergeser,
Peneliti senior The Indonesia Institute, Hanta Yuda AR, berpandangan bahwa strategi Sri Mulyani menjadi calon presiden dengan "mendirikan" partai politik baru bisa menjadi blunder dan melemahkan posisi Sri Mulyani sendiri, apalagi jika parpol kurang dipersiapkan secara matang dan terencana.
"Meskipun awalnya, katakanlah Sri Mulyani merupakan figur capres yang strategis, dengan membuat partai lalu gagal lolos verikasi atau tidak lolos PT (ambang batas parlemen), justru itu melemahkan Sri Mulyani sendiri," sebut Hanta, Jumat (6/8/2011).
Kondisi menjelang Pemilu 2004 berbeda dengan kondisi sekarang. Fenomena kemunculan Yudhoyono pada 2004 lebih kuat pengaruh dan antusiasme publik. Apalagi kalau ditambah unsur irasionalitas pemilih tentang pemimpin yang laku pada kondisi pemilih melodramatik seperti di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.