Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Papua, Pemerintah Harus Cantik Berdiplomasi

Kompas.com - 05/08/2011, 12:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah harus memiliki mode diplomasi yang elegan dalam menghadapi persoalan di Papua. Pengamat politik LIPI Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, pemerintah harus mulai dengan mencari informasi yang detail mengenai latar belakang dan alasan terjadinya konflik belakangan ini di Papua serta tuntutan untuk mengeluarkan referendum yang makin besar.

Pemerintah juga perlu menemukan pihak yang bisa menjadi representasi kelompok untuk diajak berdialog, terutama dari warga asli Papua. Pembentukan jaringan-jaringan pro-kemerdekaan jangan dibalas dengan membentuk jaringan baru yang anti-kemerdekaan. Menurutnya, ini hanya akan memperuncing konflik horizontal di Papua.

"Jangan justru malah timbulkan konflik horizontal, tapi bagaimana cantik membangun diplomasi," katanya di Gedung DPD RI, Jakarta, Jumat (5/8/2011).

Para diplomat dan jajaran Kementerian Luar Negeri diharapkan memahami sejarah Papua di Indonesia dengan sebaik-baiknya sehingga bisa menjalankan diplomasi dengan baik secara utuh. Pihak intelijen juga diharapkan segera menemukan pihak-pihak yang mungkin bertindak sebagai 'provokator' dalam persoalan Papua.

Sejak persoalan Papua bergulir di masa lalu, Ikrar mengatakan, pihak aparat polisi dan TNI serta para diplomat di Kemenlu kerap berpotensi menaikkan tensi permasalahan karena kerap menganggap remeh proses diplomasi dengan masyarakat asli Papua.

Seperti diberitakan, sejumlah peristiwa kekerasan kembali terjadi di Papua. Organisasi Papua Merdeka (OPM) diduga melakukan penyerangan di dua lokasi di Papua, yaitu di Pinai dan di Jalan Poros Koya-Abepura.  Penyerangan di Pinai menewaskan tiga orang sipil dan satu prajurit TNI.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com