SURABAYA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia KH Salahuddin Wahid mengatakan, bangsa Indonesia masih sangat membutuhkan keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi yang efektif. Untuk itu, sangat aneh kalau ada desain besar (grand design) untuk menghacurkan KPK.
"Kalau sampai ada grand design menghacurkan KPK, pasti akan ditentang habis-habisan," kata Gus Sholah, panggilan akrab pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, ini, Selasa (2/8/2011) pagi.
Menyinggung tentang sistem rekrutmen calon pimpinan KPK yang dinilai terbuka bagi intervensi pemerintah dan DPR, Gus Sholah mengatakan, sistem itu sudah ada sejak awal sehingga tidak terlalu perlu dipermasalahkan. Buktinya, munculnya nama-nama yang cukup kredibel yang dapat dijaring panitia seleksi.
Di antara nama yang ditunjuk Gus Sholah adalah mantan Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Bambang Widjojanto, penasihat KPK Abdullah Hehamahua, mantan Ketua PPATK Yunus Hussein, dan Arianto Sutadi.
"Track record mereka dalam pemberantasan korupsi sangat bagus. Mereka juga punya kapabilitas untuk memimpin KPK," kata cucu pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus-Syekh KH Hasyim Asyari ini.
Yang penting, lanjutnya, masyarakat harus melakukan pengawasan secara ketat terhadap proses rekrutmen itu sejak di panitia seleksi yang diketuai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar sampai nanti di DPR. Hal itu untuk mencegah politisasi dan lolosnya orang-orang yang tidak kredibel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.