Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Masyarakat Sipil: Copot Marzuki!

Kompas.com - 01/08/2011, 14:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Masyarakat Sipil mendesak agar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie dicopot dari jabatannya. Desakan ini diungkapkan karena pernyataan Marzuki mengenai pemaafan bagi koruptor dan wacana pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai kontroversial. Ia dianggap tidak mewakili aspirasi rakyat untuk memberantas korupsi.

"Saya enggak tahu posisinya Pak Marzuki, dalam keadaan sadar atau tidak sadar, mengungkapkan pernyataan yang kontroversial. Ia tidak pantas jadi Pimpinan DPR karena tidak mewakili aspirasi masyarakat. Lebih berpihak pada koruptor yang ingin KPK dibubarkan. Marzuki tidak pro pada rakyat," ujar Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Junto, di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2011).

Emerson tergabung dalam Koalisi masyarakat sipil. Hadir dalam pernyataan tersebut antara lain tokoh lintas agama Romo Benny Susetyo dan Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar.

Pernyataan Marzuki, lanjutnya, bukan baru sekali menyulut kontroversi. Ia menyebut Marzuki telah beberapa kali mengeluarkan perkataan yang konyol seperti pada peristiwa tsunami di Mentawai dan masalah TKI. "Dalam catatan kita ada tujuh pernyataan yang blunder dari Marzuki Alie," tambahnya (Baca: 7 Pernyataan Marzuki yang Kontroversial).

Sementara, Romo Benny menilai, Marzuki telah kehilangan jati dirinya sebagai sosok negarawan dengan pernyataan-pernyataannya yang kontroversial. "Kita tidak hanya prihatin pernyataan itu. Tapi kita juga merasa telah kehilangan sosok negarawan yang berpikir untuk bangsa dan negara. Figur yang mengatakan itu tidak pantas dan layak menjadi Ketua DPR. Harusnya dia punya kepentingan untuk bangsa dan negara," kata Romo Benny dari Konferensi Wali Gereja.

Selanjutnya, Koalisi meminta seluruh fraksi di DPR RI untuk memberikan pernyataan resmi tentang penolakan terhadap pembubaran KPK dan pemaafan koruptor. Jika hal tersebut tidak dilakukan, menurut para tokoh ini, publik akan menilai semua anggota DPR secara tidak langsung membela Marzuki Alie dan melakukan pembenaran atas ucapannya.

Marzuki prihatin

Sementara itu, di Gedung DPR, Jakarta, Senin, Marzuki mempertanyakan kebebasan berpendapat yang dimilikinya terkait pernyataannya tersebut. Ia mengatakan, gagasan mengenai KPK dan para koruptor yang dilontarkannya pada Jumat (29/7/2011) lalu merupakan gagasan pribadinya sebagai warga negara dan bukan sebagai pejabat publik.

"Saya prihatin penggagas demokrasi kok malah diadili. Kalau kita beda pendapat, kok langsung diadili, bukan diskusi? Apakah wacana tersebut satu-satunya solusi. Seolah-olah pejabat tidak boleh bertentangan dengan aturan. Itu, kan, boleh bertentangan dengan aturan UU," ujarnya.

Lihat: Video Pernyataan Marzuki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

    Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Nasional
    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Nasional
    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Nasional
    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Nasional
    PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

    PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

    Nasional
    Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

    Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

    Nasional
    Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

    Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

    Nasional
    Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

    Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

    Nasional
    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

    Nasional
    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com