Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intelijen Telusuri Rekam Jejak Calon Pimpinan KPK

Kompas.com - 29/07/2011, 09:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia seleksi calon pimpinan KPK akan menggunakan jasa intelijen dalam menelusuri rekam jejak para peserta seleksi calon pimpinan KPK. Wakil Ketua Pansel MH Ritonga menyampaikan hal tersebut di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Jakarta, Kamis (27/7/2011) malam.

Jasa intelijen, kata Ritonga, akan mulai digunakan setelah para peserta calon pimpinan KPK mengikuti ujian tahap tiga berupa profile assesment atau sebelum mengikuti ujian tahap empat berupa wawancara.

"Semakin mengecil jumlah peserta, investigsi lapangan semakin intensif. Kita gunakan unsur intelijen dari aparat," ujar Ritonga.

Hingga kini terdapat 17 orang peserta capim KPK yang tersisa. Mereka adalah peserta yang lolos dalam seleksi tahap kedua berupa penulisan makalah. Sebanyak 17 orang tersebut akan mengikuti tahap selanjutnya berupa profile assesment pada 2 Agustus.

Dari lima orang internal KPK yang ikut seleksi calon pimpinan ini, hanya dua orang yang lolos ke tahap berikutnya yaitu penasihat KPK Abdullah Hehamahua dan Direktur Pengawasan Internal KPK Handoyo Sudrajat. Tiga lainnya yakni Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah, Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja, dan Juru Bicara KPK Johan Budi dinyatakan gagal.

Terkait hasil seleksi tersebut, Ritonga mengatakan, rekam jejak peserta turut memengaruhi penilaian pansel. "Seleksi kali ini tidak hanya dari segi makalah, tetapi juga dari berbagai segi, hasil penelusuran, nilai-nilai mereka," katanya.

Pemberitaan media yang menyangkut nama para peserta calon pimpinan KPK menjadi salah satu informasi bagi pansel dalam menelusuri rekam jejak peserta. "Pertama dilakukan dengan melihat pemberitaan, kita tracking, dari unsur LSM mereka juga tracking, dan yang sifatnya laporan masyarakat," katanya.

Dia juga mengakui, isu dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Chandra dan Ade terkait tudingan M Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet, turut menjadi bahan pertimbangan pansel.

Seperti diketahui, M Nazaruddin menuding Chandra dan Ade merekayasa kasusnya. Dari tempat persembunyiannya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu mengatakan, Chandra dan Ade mengadakan pertemuan dengan Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum untuk membuat kesepakatan agar KPK tidak memeriksa Anas beserta kader Partai Demokrat lainnya seperti Angelina Sondakh dan Mirwan Amir. Sebagai gantinya, kata Nazaruddin, Chandra dan Ade akan dimudahkan dalam seleksi calon pimpinan KPK.

Menindaklanjuti tudingan itu, KPK membentuk Komite Etik untuk memeriksa unsur pimpinannya yang disebut-sebut Nazaruddin yakni Chandra dan Wakil Ketua KPK M Jasin. KPK juga menugaskan Deputi Pengawasan Internal untuk memeriksa pegawainya yang disebut-sebut Nazaruddin, yakni Ade Rahardja dan Johan Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com