JAKARTA, KOMPAS.com - Center For Democracy, Nationalism and Market Economy Studies, Freedom Institute akan memberikan Penghargaan Achmad Bakrie pada enam orang anak bangsa yang berprestasi. Penghargaan tersebut diberikan menjelang hari peringatan Kemerdekaan RI pada 14 Agustus 2011. Penghargaan ini dilakukan untuk kesembilan kalinya sejak tahun 2003.
"Kami ingin mengajak masyarakat menghargai para tokoh dan ilmuwan kita, putra-putri bangsa Indonesia yang telah menunjukkan kebesaran dan memberikan perubahan bagi bangsa maupun dunia," ujar wakil dari keluarga Bakrie, Ardi Bakrie di dalam jumpa pers, di kantor Freedom Institute, Jakarta, Kamis (28/7/2011).
Mereka yang mendapatkan penghargaan adalah Adrian B. Lapian. Ia merupakan sejarawan maritim yang mengenalkan Indonesia sebagai negara laut utama lewat tulisan tangannya. Salah satu buku Lapian, yang selalu menceritakan keindahan dan sejarah laut Indonesia adalah "Orang Laut-Bajak Laut-Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi".
"Sayangnya, ada berita duka, karena Lapian wafat di Jakarta 19 Juli 2011 sebelum menerima penghargaan ini. Ia diputuskan untuk mendapat penghargaan untuk kategori Pemikirian Sosial," ujar salah satu tim juri Ulil Abshar Abdalla.
Selain itu nama penulis Nh. Dini juga masuk dalam penghargaan ini. Wanita ini sangat terkenal lewat karya novel-novelnya yang memperkuat realisme, merintis ideologi anti-patriarki, dan mendalami novel autobiografis. Novel Dini, menjadi induk dari novel-novel populer yang ditulis oleh pengarang perempuan. Ia mendapatkan penghargaan dalam bidang kesustraan.
Di bidang kedokteran, penghargaan jatuh pada Satyanegara. Sejak 1967 Satya melakukan kajian imunologi tumor otak. Ia membuat protein dan anti bodi spesifik tumor yang dapat menghambat pertumbuhan dan memusnahkan sel-sel tumor. Ia juga merupakan pelopor yang menentukan standar rumah sakit di Indonesia berdasarkan riset-riset kedokteran terbaru di dunia.
"Dalam bidang sains dipilih nama Jatna Supriatna seorang ilmuwan biologi dan pejuang konservasi. Ia memperteguh pentingnya Wallace Area dengan menjadikan Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya sebagai laboratorium alam," imbuh Ulil.
Jatna, kata Ulil, telah menulis sepuluh buku tentang keanekaragaman hayati dan lingkungan Indonesia. Ia juga menulis kurang lebih 100 artikel yang tersebar dari jurnal ilmiah internasional.
Di bidang yang sama, penghargaan juga diberikan pada tokoh di bidang teknologi. F.G. Winarno. Ia dikenal mengembangkan ilmu pangan dengan pertumbuhan teknologi yang tepat guna. Winarno mendirikan Pusat Pengembangan Teknologi Pangan (Pusbangtepa), sebuah lembaga di Institut Pertanian Bogor yang dibiayai Bank Dunia.
Terakhir, hadiah khusus diberikan untuk ilmuwan muda berprestasi, Hokky Situngkir. Ia dikenal telah banyak melakukan penelitian menarik diantaranya buku Fisika Batik. Dalam buku itu disorot unsur fraktal dalam motif-motif batik Nusantara. Ia juga mendirikan Indonesia Archipelago Cultural Initiatives dan mewujudkan Ensiklopedi Budaya Nusantara.
Para penerima penghargaan akan menerima trofi dan piagam serta uang Rp 250 juta. Hadiah akan diberikan di XXI Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.