Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Sebaiknya Bentuk Tim Independen

Kompas.com - 27/07/2011, 19:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pengurus Transparency International Indonesia, Todung Mulya Lubis, menilai, Komite Etik yang dibentuk Komisi Pemberantasan Korupsi berpotensi tidak independen karena sebagian besar anggotanya berasal dari internal KPK.

Menurut Todung, lebih baik jika KPK membentuk tim independen untuk menindaklanjuti tudingan M Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, terhadap sejumlah pejabat KPK.

"Paling tidak di antara tujuh orang di Komite Etik, empat orang harus dari luar," kata Todung kepada wartawan, Rabu (27/7/2011).

Komite Etik dibentuk untuk menindaklanjuti tudingan Nazaruddin terhadap sejumlah pimpinan KPK. Komite yang akan diketuai penasihat KPK Abdullah Hehamahua itu bertugas memeriksa dua wakil pimpinan KPK, yakni Chandra M Hamzah dan M Jasin. Keduanya dituding oleh Nazaruddin merekayasa kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet.

Adapun anggota Komite Etik terdiri dari tiga unsur pimpinan KPK, dua penasihat KPK, dan dua unsur masyarakat. Pimpinan KPK yang menjadi anggota Komite Etik adalah mereka yang tidak mendapat tudingan, yakni Busyro Muqoddas, Bibit Samad Riyanto, dan Haryono Umar.

Sementara unsur penasihat adalah Abdullah dan Said Zainal Abidin. Ditambah Guru Besar Universitas Indonesia Marjono Rekso Diputro dan mantan pimpinan KPK, Sarajudin Rosul.

Dengan komposisi Komite Etik yang mayoritas anggotanya berasal dari internal KPK, menurut Todung, lembaga antikorupsi itu terjebak dalam penyakit birokrasi seperti halnya kepolisian.

KPK, katanya, mengulang kesalahan kepolisian yang enggan membentuk tim independen dalam memeriksa dugaan pelanggaran yang dilakukan anggotanya. Todung juga mengingatkan agar KPK tidak melupakan proses penyidikan terhadap kasus wisma atlet yang menjerat Nazaruddin. "Semua tudingan-tudingan Nazaruddin harus dibuktikan kebenarannya. KPK tetap harus fokus pada penyelesaian perkara," tutur Todung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com