KOMPAS.com - Nazaruddin, buron Interpol itu, sebenarnya tak sepenuhnya kabur. Dalam kajian relasi desain dan pencitraan, Nazaruddin terkategori sebagai bayang-bayang verbal yang hadir dalam pikiran ketika mendengar bahasa verbal.
Sebagai pusat perbincangan, jelas saban detik Nazaruddin hadir di negeri ini. Dalam perspektif analisis diskursus, Nazaruddin bahkan bisa dibilang sebagai subyek pelibat yang dominan.
Karena kehadirannya sebagai bayang-bayang verbal tersebut, persentuhan kita dengan sang mantan Bendahara Partai Demokrat tak berlangsung fisik, tetapi bergerak dari bayang-bayang ke bayang-bayang, dari pertukaran berbagai kepentingan dalam wacana.
Jenis interaksi dengan subyek perbincangan macam ini akhirnya memberi tipografi tertentu pada sang bayang-bayang verbal: sebuah tipologi bayang-bayang murni. Hantu adalah contoh termudah menjelaskan tipe bayang-bayang ini (Piliang, 2007).
Apakah Nazaruddin telah menjadi hantu? Yang pasti, bagi Partai Demokrat, ia jelas hantu menjengkelkan sekaligus menakutkan. Sebagai hantu, ia terus bergentayangan menyebar teror. Melalui pesawat canggih yang disebut BBM, Nazaruddin terus mengganggu eksistensi kawannya di ruang publik fisik.....
*Acep Iwan Saidi Ketua Forum Studi Kebudayaan Seni Rupa ITB
Selengkapnya, baca Harian Kompas, 18 Juli 2011.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.