Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewi Terus Membantah

Kompas.com - 08/07/2011, 05:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Kasus dugaan pemalsuan surat jawaban putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terus bergulir di Panja Mafia Pemilu. Jika sebelumnya mantan Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi dan putrinya Neshawaty membantah tuduhan tim investigasi Mahkamah Konstitusi, kali ini giliran politisi Hanura, Dewi Yasin Limpo, pun turut membalikkan semua temuan lembaga konstitusi tertinggi negara itu.

Sebelumnya, menurut tim tersebut, Dewi Yasin Limpo berusaha membuntuti dan melakukan intervensi terhadap dua staf MK, yaitu Panitera Pengganti MK Nalom Kurniawan dan juru panggil MK Masyhuri Hasan, saat akan mengantarkan surat jawaban asli putusan MK ke Komisi Pemilihan Umum, Senin (17/8/2009) silam. Semua fakta itu dengan tegas dibantah oleh Dewi Yasin Limpo.

Perempuan asal Sulawesi Selatan itu kemudian memaparkan kronologi masalah tersebut berdasarkan versinya. Menurut dia, pada Senin, 17 Agustus 2009, ia menelepon mantan Panitera Mahkamah Konstitusi Zainal Arifin. Hal itu dia lakukan karena pada Minggu, 16 Agustus 2009, Zainal berjanji akan menghubunginya di hari HUT Kemerdekaan RI untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan Ketua MK Mahfud MD.

Adapun Mahfud dan Zainal akan membahas mengenai protes Dewi yang merasa bahwa perolehan suaranya kurang. Padahal, MK telah mengabulkan permohonan perkara yang menyatakan bahwa ia menang dari Golkar. Namun, Zainal yang ditunggu-tunggunya tak juga menghubungi.

"Saya tunggu-tunggu teleponnya (Zainal Arifin) tidak ada. Kemudian, saya akhirnya telepon Hasan. Saya tanya Hasan, bagaimana, Pak Zainal sudah ketemu (Mahfud MD)? Jawabnya, 'Sudah, Bu, tapi tidak seperti yang ibu harapkan'. Saya penasaran, saya telepon Pak Zainal. Dia bilang, 'Sudah, Bu, sudah beres, MK sudah balas surat ibu ke KPU. Ibu ikut saja ke KPU. Hasan di sana," kata Dewi menirukan perkataan Zainal.

Berbekal penjelasan itu, Dewi mengaku berjanji bertemu dengan Hasan di MK. Ia menunggu Hasan di sana. Namun, yang ditunggu-tunggu justru tak muncul-muncul.

"Saya telepon, 'San (Hasan), kau di mana?'. Jawabnya, 'Aku ada di MK, ke sini lihat suratnya'. Satu jam saya tunggu, dia tidak ada. Satu jam dikerjai Hasan. Saya pikir anak ini mempermainkan saya. Saya telepon lagi, dia malah bilang sudah di KPU. Saya kejar ke KPU, tapi bukan karena saya ambisi, saya ingin tahu," papar Dewi.

Hal ini menunjukkan bahwa Dewi memang mengakui pernyataan MK yang menyebut dirinya mengikuti Hasan di KPU. Namun, saat itu tim investigasi MK tak menyebut dari mana Dewi Yasin mengetahui keberadaan Hasan. Dewi justru mengaku, ia mendapatkan informasi soal Hasan dari Zainal dan dari Hasan sendiri.

Bukan Nesha

Selain membantah ihwal Hasan, Dewi juga membantah bahwa dirinya telah melakukan intervensi terhadap Nalom melalui Neshawaty, putri Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi yang meneleponnya saat berada di parkiran KPU. Menurut Dewi, ia tidak menelepon Nesha. Ia mengaku justru saat itu ia ditelepon oleh seorang saudara kandungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com