JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Demokrat Gede Pasek Suardika mengatakan, partainya tengah mengupayakan untuk memberhentikan Nazaruddin sebagai anggota Partai Demokrat. Partai menganggap Nazaruddin tidak menunjukkan loyalitasnya sebagai anggota partai dengan menyebarkan fitnah terhadap sejumlah kader Demokrat.
"Kalau begini terus, untuk memecat seseorang ada aturan di AD/ART. Prosesnya sedang mengarah ke sana (pemecatan). Akan kita dorong cepat. Kami dorong lebih cepat, tapi sekadar regulasi. Loyalitas partai sudah enggak ada, tidak menjalankan aktivitas sebagai anggota DPR. Termasuk mengeluarkan BBM (Blackberry Messenger) fitnah yang bukan dibangun di karakter Partai Demokrat, bersih, cerdas, santun. Tidak layak lagi di politik." ujar Pasek di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (6/7/2011).
Hal yang sama juga disampaikan Politisi Demokrat Ruhut Sitompul. Menurutnya, jika tak juga kembali, Nazaruddin harus segera dipecat dari DPR. "Itu secepatnya pergantian antarwaktu, kalau tidak kembali-kembali harus juga dipecat dari DPR. Kalian tahu dong selama ini aku yang membela dia. Tapi mana kala dia menjadi tersangka, kalau enggak kooperatif gue juga harus bicara lurus," ujarnya.
Menurutnya, rencana pemecatan Nazaruddin sebagai kader Demokrat akan dilakukan setelah menunggu kerja kepolisian dalam mencari Nazaruddin. "Kita tunggulah, kita tunggu red notice, kan kepolisian sekarang lagi bekerja. Kata Kemlu, sekarang dia enggak di Singapura. Tapi kurasa enggak jauh lah, kalau enggak di Singapura ya di Kuala Lumpur," katanya.
Nazaruddin menjadi tersangka dugaan suap untuk pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. Hingga saat ini, ia telah melancarkan serangan-serangan kepada Partai Demokrat karena merasa dikorbankan dalam kasus itu. Berbagai serangan ia lontarkan lewat media. Ia menyebut nama Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng terlibat dalam kasus itu. Nama Angelina Sondakh, Mirwan Amir, dan Mahyuddin pun ikut disebut Nazaruddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.