Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud: Wajar bila Arsyad Membantah

Kompas.com - 28/06/2011, 21:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai wajar sikap mantan hakim konstitusi, Arsyad Sanusi, yang membantah semua pertanyaan Panja Mafia Pemilu dalam Rapat Dengar Pendapat di Ruang Rapat Komisi II DPR, Selasa (28/6/2011).

Dalam rapat tersebut, Arsyad mengklarifikasi pelaporan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dinilainya penuh dengan manipulasi dan kebohongan. "Semua orang sudah tahu sih kalau dia (Arsyad) ítu pasti membantah. Jadi, wajar saja. Pertanyaan DPR juga enggak tajam, cuma tanya apa Bapak mengakui ini. Ya pasti enggak ngaku mereka," ujar Mahfud kepada wartawan di kantornya di Jakarta.

Bahkan, ia yakin bahwa pada pemanggilan mantan anggota KPU, Andi Nurpati, nanti pun Andi akan membantah semua temuan hasil investigasi MK. Namun, Mahfud percaya kasus itu akan segera terungkap meskipun tetap dibantah oleh pihak yang diduga terlibat.

"Itu bisa dibuktikan di polisi nanti. Soalnya kalau tanya ke Arsyad dan Nesha pasti membantah semua. Nanti Andi Nurpati membantah semua. Namun, polisi itu tidak bodoh karena sekarang mereka sudah mengonstruksi itu semua," tukasnya.

Seperti diberitakan, baik Nesha maupun Arsyad, yang merupakan ayah dan anak, membantah keras berbagai tudingan atas keduanya. Arsyad bahkan menuduh Mahfud hanya mencari popularitas dengan melemparkan masalah itu ke publik dan melakukan pembunuhan karakter atas dirinya.

Nesha menganggap isi laporan itu sebagai cerita India dan penuh skenario. Dari semua pernyataan tim investigasi MK, Nesha dan Arsyad hanya mengakui mengenal staf MK, Masyhuri Hasan, dan mantan calon anggota legislatif dari Partai Hanura, Dewi Yasin Limpo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com