Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsyad Akui Bertemu Hasan dan Dewi

Kompas.com - 28/06/2011, 19:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Investigasi Mahkamah Konstitusi pernah membeberkan bahwa mantan Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi pernah bertemu dengan Staf MK, Masyhuri Hasan. Menanggapi itu, Arsyad mengakui bertemu Hasan. Namun pertemuan itu, bukan karena ia mengundang Hasan dan bermaksud mengubah konsep surat putusan MK.

Arsyad juga tak pernah bertemu Hasan di ruangannya di MK. "Selama tiga tahun Hasan tidak pernah masuk di ruangan saya (di MK). Saya juga tidak pernah mengundang Hasan ke rumah saya," ungkap Arsyad di Ruang Rapat Komisi II, Gedung DPR RI, Selasa (28/6/2011).

Arsyad menceritakan, saat itu bertemu Hasan di ruang televisi. Hasan yang kemudian memulai pembicaraan menanyakan mengenai pembuatan jawaban surat putusan MK yang diminta Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, Arsyad berdalih, langsung mencurigai Hasan saat menanyakan hal tersebut.

Meskipun ia akui sudah sering menjawab kepada siapapun yang menanyakan mengenai penulisan sebuah surat putusan MK. Tetapi, menurutnya, Hasan tidak menempati posisi strategis di MK untuk membuat jawaban surat KPU itu, karena Hasan disebut-sebut hanya Juru Panggil di MK. Seharusnya yang berwenang membuat konsep surat adalah Panitera MK. "Dia (Hasan) bawa laptop. Dia bilang, 'Om ini saya disuruh untuk membuat konsep jawaban atas pertanyaan KPU' Saya sudah timbul kecurigaan. Saya tanya 'Kenapa kamu yang buat surat jawabannya, bukan panitera'. Dia (Hasan) menjawab, 'Saya disuruh pak'," ungkap Arsyad, yang mengaku mengingatkan Hasan agar tidak menambah atau mengubah isi amar putusan MK.

Namun demikian, Arsyad membantah pernyataan Tim Investigasi MK yang menyatakan saat itu Hasan menunjukkan konsep surat putusan MK padanya. Menurutnya, Hasan hanya sekadar bertanya, dan tak lebih dari itu.

Arsyad menyatakan sama sekali tak melihat bentuk dari konsep surat itu. Arsyad pun mengaku sebelumnya ditanya oleh Panitera MK, Zainal Arifin terkait putusan Dewi Yasin Limpo. Itu terjadi di lobi MK. "Zainal Arifin kejar saya di MK dan menanyakan ke saya, 'Pak Arsyad ini putusan Dewi Yasin Limpo diapakan?. Saya jawab, 'Ini kewenangan anda (Zainal Arifin). Tapi, isi putusan jangan coba-coba saudara ubah titik koma saja, itu menjual MK," tutur Arsyad.

Pada hari kedatangan Hasan di rumah Arsyad, juga datang Dewi Yasin Limpo. Namun, menurut Arsyad, kedatangan Dewi tak ada kaiatannya dengan kasus yang dihadapinya. Menurutnya, Dewi datang layaknya keluarga. "Itu benar, Dewi datang, tapi dia tidak berbaur, tidak nimbrung untuk bicara ini. Dia datang tidak ada niat menggoda-goda saya untuk mengubah jawaban MK ini. Hina saya kalau saya ikut-ikutan buat surat palsu itu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com