Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wa Ode Laporkan Pimpinan Banggar ke BK

Kompas.com - 19/06/2011, 17:58 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Badan Anggaran DPR asal Fraksi Partai Amanat Nasional Wa Ode Nurhayati melaporkan tiga unsur pimpinan Bandan Anggaran (Banggar) ke Badan Kehormatan DPR.

Wa Ode merasa keberatan dengan sikap tiga unsur pimpinan Banggar yang menerima pengaduan masyarakat tentang Wa Ode dalam rapat tertutup tanpa sepengetahuan Wa Ode, namun justru tersebar ke publik. Ketiga unsur pimpinan Banggar tersebut adalah Tamsil Lindrung, Oli Dondokambey, dan Melchias Markus Mekeng.

"Saya sudah menyurat melalui kuasa hukum saya ke BK, melaporkan pengaduan dan keberatan terhadap tiga pimpinan Banggar yang menerima rapat pengaduan tertutup tentang saya, tapi tidak menembuskan ke pribadi saya, tapi justru tersebar ke publik," katanya seusai menghadiri sebuah diskusi di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, Minggu (19/6/2011).

Pengaduan tersebut, lanjutnya, telah dilaporkan pada 11 Juni atau sehari setelah Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) membocorkan hasil rapat pengaduan masyarakat tentang Wa Ode itu ke publik.

Namun, kata Wa Ode, hingga kini laporannya itu belum mendapat jawaban dari BK DPR. "Awalnya saya dapat berita MAKI itu di-tag ke Facebook saya," ujarnya.

Sebelumnya, MAKI melaporkan dugaan praktik calo anggaran DPR ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Koordinator MAKI, Boyamin Saiman membawa salinan hasil rapat Banggar DPR yang berisi pengaduan masyarakat soal praktik calo anggaran.

Berdasarkan salinan catatan rapat yang dibagikan kepada pewarta itu, masyarakat yang mengadu dalam rapat tersebut, yakni Haris Suharman dan Bahar, menyebutkan bahwa Wa Ode Nurhayati terlibat praktik calo anggaran dalam mengegolkan anggaran Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) di tiga kabupaten di Aceh dan satu di Sulawesi juga di Kota Palu.

Atas tuduhan tersebut, Wa Ode membantahnya. Menurut dia, tuduhan yang disebarluaskan melalui MAKI itu merupakan serangan balik atas pernyataannya saat tampil di acara Mata Najwa, Metro TV.

Dalam acara tersebut Wa Ode menyampaikan adanya indikasi calo anggaran di DPR. Wa Ode juga menyebutkan bahwa permasalahan mafia anggaran disebabkan oleh kesalahan pimpinan DPR. "(Laporan MAKI) Itu tidak ada bukti sama sekali," ucapnya.

Menurut Wa Ode, orang yang mengadu dalam rapat Banggar, yakni Haris Surahman dan Bahar, hanyalah orang suruhan. "Di MI (Media Indonesia) sudah ada pengakuan Bahar kalau dia diminta untuk melaporkan saya agar dapat bayaran, tapi sampai sekarang bayarannya tidak juga cair," tuturnya.

Demikian juga dengan Haris. "Haris Surahman itu dari Fraksi Golkar, caleg Golkar, dari daerah pemilihan saya," tambah Wa Ode.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

    Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

    Nasional
    Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

    Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

    Nasional
    Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

    Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

    Nasional
    Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

    Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

    Nasional
    Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

    Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

    Nasional
    Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

    Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

    Nasional
    Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

    Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

    Nasional
    ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

    ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

    Nasional
    Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

    Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

    Nasional
    Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

    Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

    Nasional
    KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

    KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

    Nasional
    Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

    Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

    Nasional
    Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

    Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

    Nasional
    Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

    Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

    Nasional
    Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

    Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com