Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adang: Saya Tidak Melindungi Istri

Kompas.com - 13/06/2011, 13:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Kapolri Adang Darajdatun mengatakan, dirinya tak merasa melindungi istrinya, Nunun Nurbaeti, dari proses hukum yang dilakukan  Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut diaa, ia melakukan langkah yang tepat karena sudah melakukan konfirmasi terlebih dulu mengenai dugaan keterlibatan istrinya dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom pada 2004.

"Saya, kan, bisa seperti ini setelah saya bertanya kepada Ibu, benar enggak Ibu ngasih (suap) itu? Enggak ada kata Ibu, enggak ngerti apa-apa. Makanya terus didesain seakan-akan Ibu menunjuk seseorang. Ini kan lucu. Dari awal, saya bilang penegakan hukum silakan dilanjutkan," katanya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (13/6/2011).

Oleh karena itu, Adang merasa tak melindungi istrinya meski tidak mau menyebutkan keberadaan Nunun saat ini. Bahkan, dirinya merasa tak bersalah tak memberitahukan keberadaan Nunun walaupun di saat bersamaan mengaku tetap menghormati proses hukum yang sedang berjalan.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini pun mengaku siap dijerat pasal-pasal dalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi jika disangka telah menghalang-halangi proses hukum dengan tidak menyebutkan keberadaan Nunun saat ini. Termasuk, jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggunakan cara pemanggilan secara paksa bagi istrinya tesebut.

"Boleh saja. Saya kan ikut proses penegakan hukum. Saya kan masyarakat biasa yang kebetulan dipilih menjadi anggota DPR. Jadi, kalau saya yang mau diminta keterangannya, silakan. Akan tetapi, tetap melalui satu proses hukum," ujarnya.

Menurut Adang, pengadilan sudah memutuskan bahwa pihak pemberi cek perjalanan kepada para anggota DPR dalam rangka pemilihan Miranda sudah jelas. KPK juga sudah menyebutkan siapa perencananya. Oleh karena itu, Adang tak habis pikir jika sangkaan terus diarahkan kepada Nunun. "Akan tetapi, kenapa Ibu dikait-kaitkan. Anda tulis dong gede-gede itu kenapa? Konspirasi apa?" ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com