Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panitia Seleksi, Peti Mati KPK?

Kompas.com - 09/06/2011, 09:49 WIB

*oleh Zainal Arifin Mochtar KOMPAS.com - Saat ini kita kembali harus membentuk panitia seleksi untuk memilih calon komisioner KPK.

Sebagai suatu tahap yang sangat menentukan, tentu ada hal yang harus digariskan sejak awal bagi panitia seleksi (pansel) KPK. Sederhananya, akankah mereka menemukan orang yang pas untuk dibawa ke KPK?

Ini adalah negeri ”seribu satu” komisi. Pengalaman negeri ini membentuk pansel pun sudah teramat banyak. Namun, sejujurnya kerja pansel selalu mengundang tanya, khususnya mengenai mekanisme kerja pansel yang dapat menjadi persoalan karena beberapa hal.

Pertama, ketertutupan, dan pada saat yang sama berkaitan dengan hal kedua, perihal kewenangan pansel yang tidak jelas. Tak ada satu pun peraturan yang menjelaskan secara gamblang perihal prinsip-prinsip kerja pansel, selain jujur, terbuka, dan transparan yang dinisbahkan kepada Pansel Komisi Informasi di dalam UU Nomor 14 Tahun 2008.

Hal inilah yang membuka masalah penafsiran kewenangan pelaksanaan seleksi yang dilakukan pansel. Akibatnya, tahapan masing-masing berbeda. Selain itu, proses penentuan dan pengambilan keputusan pun sangat longgar. Tak ada ukuran baku dan standar yang jelas dalam melaksanakan pekerjaan pansel.

Masalah lain dari penafsiran ini ditunjukkan dengan keterbukaan informasi dan akses publik untuk mengetahui kondisi dan proses seleksi di pansel. Akhirnya, pada praktiknya cenderung lebih mengandalkan sosok-sosok yang ada dalam pansel dibandingkan membangun sebuah sistem transparansi kerja pansel. Pansel yang banyak melibatkan tokoh masyarakat, akademisi, dan kalangan LSM ternyata lebih terbuka dalam memberikan informasi. Itu pun cenderung lebih secara personal dibandingkan sebagai suatu sistem yang terbangun di dalam pansel itu sendiri.

Kerja pansel

Karena itu, ada kebutuhan besar saat ini untuk mengisi kerja pansel menjadi hal yang lebih pas dan tepat dibandingkan model kerja dan kritik kita terhadap pansel-pansel yang ada selama ini. Ada beberapa hal penting yang dijadikan patokan kerja.

Pertama, pansel harus berpikir untuk disetir dengan tujuan dibandingkan sekadar menyelesaikan tugas sebagai pansel. Ada baiknya pertemuan-pertemuan bukan membicarakan teknis perekrutan, tetapi soal sosok yang tepat untuk menggawangi KPK.....(selanjutnya, baca Harian Kompas hari ini, 9 Juni 2011).

*Zainal Arifin Mochtar Direktur PuKAT Korupsi Fakultas Hukum UGM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    Nasional
    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    Nasional
    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Nasional
    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Nasional
    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Nasional
    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Nasional
    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Nasional
    Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

    Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

    Nasional
    Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

    Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

    Nasional
    Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

    Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

    Nasional
    Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

    Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

    Nasional
    Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

    Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

    Nasional
    Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

    Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

    Nasional
    Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

    Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com