Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: Tak Ada Koordinator Miranda

Kompas.com - 01/06/2011, 17:42 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Pramono Anung mengungkapkan, tidak ada kader partainya di parlemen yang menjadi koordinator pemenangan Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004. Hal tersebut disampaikan Pramono saat bersaksi untuk Panda Nababan, terdakwa dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan DGS BI yang dimenangkan Miranda pada 2004 di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (1/6/2011). Pramono menjabat Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P ketika sejumlah cek perjalanan itu mengalir kepada anggota Dewan.

"Tidak ada," ujar Pramono saat menjawab pertanyaan Panda.

Dalam dakwaan terhadap Panda disebutkan, politisi senior PDI-P itu menjadi koordinator pemenangan Miranda. Panda didakwa menerima cek perjalanan senilai Rp 1,45 miliar yang diduga berkaitan dengan pemenangan Miranda. "Saya bacakan dulu dakwaan yang hebat ini, menunjuk terdakwa I, Panda Nababan sebagai koordinator pemenangan Miranda Goeltom. Dikatakannya, saya memerintahkan dia (Dudhie Makmun Murod) ke bebek Bali, terima TC (Travel Cheque atau cek perjalanan)," tutur Panda menanggapi jawaban Pramono.

Selain itu, Pramono mengungkapkan, keputusan untuk memilih seseorang sebagai DGS BI  ditentukan dalam pembahasan di tingkat DPP atas usulan poksi dan fraksi. "Di PDI-P segala sesuatu yang diputuskan di DPP partai, begitu sudah jadi keputusan, berlaku kepada siapapun, anggota poksi, fraksi di posisi masing-masing untuk memperjuangkan. Biasanya solid, karena segala sesuatunya diterapkan di DPP partai," paparnya.

Adapun, Panda didakwa satu berkas dengan politisi PDI-P lainnya yakni M Iqbal, Engelina Pattiasina, dan Budiningsih. Kasus dugaan suap cek perjalan terungkap lewat "nyanyian" Agus Condro, anggota DPR 1999-2004 pada 2008 yang menyebutkan adanya cek perjalanan yang mengalir ke anggota Dewan. Agus Condro mengungkapkan, dalam pembahasan calon DGS BI di kelompok fraksi (poksi) IX DPR disebutkan bahwa Miranda bersedia menyiapkan Rp 300 juta hingga Rp 500 juta.

Menurut Pramono, terkait apa yang diungkapkan Agus itu, digelar pertemuan di restoran Bunga Rampai, Menteng, Jakarta yang melibatkan Pramono, Panda, dan Dudhie Makmun Murod yang saat itu menjabat Bendahara Fraksi PDI-P. Dudhie juga merupakan orang yang menerima sejumlah cek perjalanan dari Nunun Nurbaeti melalui Arie Malangjudo. Pramono mengaku dia tidak mendengar adanya pernyataan Dudhie yang mengungkapkan bahwa Panda yang menyebabkan "musibah" dugaan suap cek perjalanan itu.

"Apa saksi mendengar ada pernyataan dari Dudhie, ini TC gara-gara abang (Panda), dari abang (Panda), ada itu?" tanya kuasa hukum Panda, Juniver Girsang yang kemudian dijawab "Tidak ada".

"Mengenai kegusaran (Dudhie karena menerima cek) saya menangkap," lanjut Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    Nasional
    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    Nasional
    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Nasional
    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nasional
    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Nasional
    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Nasional
    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Nasional
    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    Nasional
    Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Nasional
    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    Nasional
    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com