Namun, dia merasa beruntung bisa bekerja dengan para pilot yang mengerti kondisi tersebut. Beberapa pilot kadang datang menghiburnya dengan membawakan koran, makanan, atau bunga.
Dia juga harus memenuhi sendiri kebutuhan sehari-hari. Ia membawa stok makanan dan beberapa keperluan pribadi untuk bekal hidup sekitar tiga bulan. Tendanya dilengkapi dapur, tempat tidur, dan meja kerja. Tenda, alat komunikasi, radio, dan panel surya, disediakan perusahaan penerbangan.
Menjelang musim dingin dan meninggalkan kamp, ia masih bekerja di Talkeetna karena penghasilannya di Denali tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya hingga musim dingin.
”Saya menjadi pemijat terapi,” kata Roderick, yang menolak menyebutkan penghasilannya.
Di luar persoalan materi, manajer kamp utama seperti Roderick mendapat apresiasi dalam bentuk lain oleh masyarakat pendaki gunung. Nama ”Lisa” digunakan untuk menyebut sebuah puncak bukit yang letaknya di timur kamp utama.
”Lisa Peak” atau Puncak Lisa menjulang kokoh jika dilihat dari kamp utama meskipun tak terlalu tinggi. ”Tak hanya nama saya yang digunakan untuk menamai puncak gunung-gunung kecil di sekitar base camp, tetapi juga manajer lain sebelum saya di sini,” katanya.
Di samping Lisa Peak, beberapa puncak lain yang namanya diambil dari nama sang manajer adalah Mount Frances dan Annie’s Ridge.
Selain petugas Taman Nasional Denali dan para pilot pesawat, seorang manajer kamp utama memang menjadi ujung tombak untuk menopang keberhasilan pendakian. Dengan segala risiko dan tantangannya, Roderick menikmati pekerjaannya.
”Itu karena saya sangat mencintai gunung ini,” ujar Roderick.