Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajer "Base Camp" Denali

Kompas.com - 28/05/2011, 02:53 WIB

HARRY SUSILO

Saat Gunung Denali, Alaska, Amerika Serikat, mulai dipenuhi pendaki, peran Lisa Roderick begitu penting. Semua penerbangan yang membawa pendaki dari Talkeetna ke kamp utama Denali menggantungkan harapan kepada dirinya seorang. Dengan beban dan tanggung jawab itu, dia disebut Manajer Kamp Utama Denali.

Perempuan itu beberapa kali menengok ke luar pintu tenda yang sebagian tertutup salju. ”Saya harus memastikan kalau kabutnya sudah hilang, sehingga pesawat dapat mendarat,” kata Roderick di Kahiltna, kamp utama (base camp) Denali, awal Mei lalu.

Tak lama terdengar suara dari luar tendanya yang berukuran 3 x 4 meter. ”Bagaimana Lisa, apakah kami bisa terbang?” tanya seorang pendaki dari Amerika Serikat (AS) yang berniat kembali ke Talkeetna.

”Sebentar lagi pesawat kalian tiba,” jawab Roderick.

Bagi para pendaki yang akan ke Denali, pesawat adalah satu-satunya alat transportasi dari distrik terakhir, Talkeetna, untuk menjangkau kamp utama Denali (2.200 meter di atas permukaan laut) atau sebaliknya. Perjalanan dengan pesawat ditempuh sekitar 45 menit.

Pesawat jenis Otter, Beaver, maupun Cessna 185 berkapasitas 4-10 penumpang itu biasanya mendarat di padang es Kahiltna dengan landasan pacu seadanya. Di landasan itu hanya terdapat tonggak-tonggak plastik berwarna merah, satu-satunya acuan saat pesawat mendarat.

Tugas utama Roderick adalah memantau kondisi cuaca dan melaporkannya kepada pilot yang akan menerbangkan pesawat ke kamp utama dan sebaliknya. Jam kerjanya sesuai dengan jadwal terbang pesawat, pukul 08.00–20.00.

”Mulai dari kecepatan angin, seberapa tebal salju di Kahiltna, dan kondisi awan, semua saya informasikan kepada pilot,” katanya sambil mendengarkan radio perkiraan cuaca.

Dari hasil observasinya, Roderick merekomendasikan pesawat bisa berangkat atau tidak, dan memastikan landasan dapat didarati dengan aman. Dia adalah penjaga kamp utama Denali sekaligus pengatur lalu lintas penerbangan. Manajer kamp utama adalah jabatan tak resmi yang dilekatkan kepadanya karena tanggung jawabnya yang vital.

Saat pesawat mendarat, ia juga mengawasi bongkar muat barang pendakian agar bisa berlangsung cepat. Ini karena pesawat tak bisa terlalu lama di landasan pacu, agar pesawat lain bisa bergantian ke kamp utama.

Pada musim panas, Denali didatangi sekitar 900 pendaki dari berbagai negara sehingga jadwal penerbangan ke dan dari kamp utama padat. Dalam sehari terdapat 20–25 penerbangan, bergantung pada cuaca. ”Sekitar 60-70 pendaki masuk base camp setiap hari,” katanya.

Selain memberi informasi kepada pilot, ia juga menjelaskan kepada pendaki soal kondisi cuaca. Penjelasan ini penting mengingat sebagian pendaki yang turun dari Denali sudah tak sabar untuk pulang. Sedangkan pendaki yang memulai ekspedisi ingin segera mencapai kamp utama.

Jika cuaca buruk, pendaki yang turun dari Denali dan hendak bertolak ke Talkeetna mau tak mau tertahan di kamp utama. ”Ada pendaki yang tertahan di base camp seminggu karena tak ada pesawat masuk. Padahal stok makanan mereka hampir habis,” cerita Kurt Hicks (28), pemandu dari American Alpine Institute tentang pengalaman pendakiannya tahun 2008.

Meski kecewa, para pendaki menyadari itu semua demi keselamatan mereka. ”Sering kali saat pesawat sudah terbang cuaca mendadak berubah, karena tiba-tiba terdapat awan pekat menutupi area sekitar Denali. Untuk itu, saya harus menghubungi pilot dan memintanya berbalik arah. Cuaca memang sulit diprediksi,” kata Roderick.

Tak ada pengganti

Di Talkeetna ada empat perusahaan penerbangan yang mengantar pendaki ke kamp utama, yaitu K2 Aviation, Talkeetna Air Taxi, Sheldon Air Service, dan Fly Denali. Empat perusahaan ini memiliki sekitar 21 pesawat yang dioperasikan saat musim panas.

Bisa dikatakan, Roderick bekerja untuk keempat perusahaan itu meski tak tertuang dalam kontrak tertulis. Pada akhir musim panas, ia mendapat bayaran dari keempat manajemen perusahaan itu terkait perannya dalam menentukan jadwal penerbangan.

Oleh karena tak punya pengganti, dia harus bekerja tujuh hari seminggu tanpa libur, mulai akhir April hingga awal Juli. ”Terkadang teman atau saudara yang datang ke sini, karena saya tak bisa meninggalkan base camp,” tutur Roderick yang bersuamikan petugas Taman Nasional Denali.

Untuk mengisi waktu, dia membaca buku atau bermain kartu dengan para sukarelawan dan pendaki. Salah satu bagian terberat dari pekerjaannya adalah rasa kesepian karena jauh dari keluarga sekitar tiga bulan.

Namun, dia merasa beruntung bisa bekerja dengan para pilot yang mengerti kondisi tersebut. Beberapa pilot kadang datang menghiburnya dengan membawakan koran, makanan, atau bunga.

Dia juga harus memenuhi sendiri kebutuhan sehari-hari. Ia membawa stok makanan dan beberapa keperluan pribadi untuk bekal hidup sekitar tiga bulan. Tendanya dilengkapi dapur, tempat tidur, dan meja kerja. Tenda, alat komunikasi, radio, dan panel surya, disediakan perusahaan penerbangan.

Menjelang musim dingin dan meninggalkan kamp, ia masih bekerja di Talkeetna karena penghasilannya di Denali tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya hingga musim dingin.

”Saya menjadi pemijat terapi,” kata Roderick, yang menolak menyebutkan penghasilannya.

Puncak Lisa

Di luar persoalan materi, manajer kamp utama seperti Roderick mendapat apresiasi dalam bentuk lain oleh masyarakat pendaki gunung. Nama ”Lisa” digunakan untuk menyebut sebuah puncak bukit yang letaknya di timur kamp utama.

”Lisa Peak” atau Puncak Lisa menjulang kokoh jika dilihat dari kamp utama meskipun tak terlalu tinggi. ”Tak hanya nama saya yang digunakan untuk menamai puncak gunung-gunung kecil di sekitar base camp, tetapi juga manajer lain sebelum saya di sini,” katanya.

Di samping Lisa Peak, beberapa puncak lain yang namanya diambil dari nama sang manajer adalah Mount Frances dan Annie’s Ridge.

Selain petugas Taman Nasional Denali dan para pilot pesawat, seorang manajer kamp utama memang menjadi ujung tombak untuk menopang keberhasilan pendakian. Dengan segala risiko dan tantangannya, Roderick menikmati pekerjaannya.

”Itu karena saya sangat mencintai gunung ini,” ujar Roderick.

Lisa Marie Roderick 
• Lahir: Connecticut, AS, 2 Mei 1968 • Suami: Mark Westman • Tempat tinggal: Talkeetna, Alaska • Pendidikan terakhir: North West Catholic High School • Pekerjaan: Manajer Kamp Utama Denali selama 11 tahun terakhir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com