Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajer "Base Camp" Denali

Kompas.com - 28/05/2011, 02:53 WIB

Saat pesawat mendarat, ia juga mengawasi bongkar muat barang pendakian agar bisa berlangsung cepat. Ini karena pesawat tak bisa terlalu lama di landasan pacu, agar pesawat lain bisa bergantian ke kamp utama.

Pada musim panas, Denali didatangi sekitar 900 pendaki dari berbagai negara sehingga jadwal penerbangan ke dan dari kamp utama padat. Dalam sehari terdapat 20–25 penerbangan, bergantung pada cuaca. ”Sekitar 60-70 pendaki masuk base camp setiap hari,” katanya.

Selain memberi informasi kepada pilot, ia juga menjelaskan kepada pendaki soal kondisi cuaca. Penjelasan ini penting mengingat sebagian pendaki yang turun dari Denali sudah tak sabar untuk pulang. Sedangkan pendaki yang memulai ekspedisi ingin segera mencapai kamp utama.

Jika cuaca buruk, pendaki yang turun dari Denali dan hendak bertolak ke Talkeetna mau tak mau tertahan di kamp utama. ”Ada pendaki yang tertahan di base camp seminggu karena tak ada pesawat masuk. Padahal stok makanan mereka hampir habis,” cerita Kurt Hicks (28), pemandu dari American Alpine Institute tentang pengalaman pendakiannya tahun 2008.

Meski kecewa, para pendaki menyadari itu semua demi keselamatan mereka. ”Sering kali saat pesawat sudah terbang cuaca mendadak berubah, karena tiba-tiba terdapat awan pekat menutupi area sekitar Denali. Untuk itu, saya harus menghubungi pilot dan memintanya berbalik arah. Cuaca memang sulit diprediksi,” kata Roderick.

Tak ada pengganti

Di Talkeetna ada empat perusahaan penerbangan yang mengantar pendaki ke kamp utama, yaitu K2 Aviation, Talkeetna Air Taxi, Sheldon Air Service, dan Fly Denali. Empat perusahaan ini memiliki sekitar 21 pesawat yang dioperasikan saat musim panas.

Bisa dikatakan, Roderick bekerja untuk keempat perusahaan itu meski tak tertuang dalam kontrak tertulis. Pada akhir musim panas, ia mendapat bayaran dari keempat manajemen perusahaan itu terkait perannya dalam menentukan jadwal penerbangan.

Oleh karena tak punya pengganti, dia harus bekerja tujuh hari seminggu tanpa libur, mulai akhir April hingga awal Juli. ”Terkadang teman atau saudara yang datang ke sini, karena saya tak bisa meninggalkan base camp,” tutur Roderick yang bersuamikan petugas Taman Nasional Denali.

Untuk mengisi waktu, dia membaca buku atau bermain kartu dengan para sukarelawan dan pendaki. Salah satu bagian terberat dari pekerjaannya adalah rasa kesepian karena jauh dari keluarga sekitar tiga bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com