MAKASSAR, KOMPAS.Com - Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kesadaran tentang negara yang tetap memiliki jati diri menjadi hal yang sangat penting dalam merefleksi 13 tahun berjalannya reformasi.
"Kita berbeda dengan negara lainnya, tidak ada negara yang maju jika terlepas dari jati dirinya," ujarnya di Makassar, Kamis (19/5).
Jati diri Indonesia yang pertama, lanjutnya, adalah iman yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Iman adalah Ketuhanan yang Maha Esa.
Yang kedua adalah kebersamaan dan gotong royong yang harus dibangun dengan niat yang ikhlas dan tulus. "Gotong royong berarti yang kaya memberi pada yang miskin, yang kuat memberi tenaganya pada yang lemah. Sehingga kita saling menutup kekurangan, bukan berarti saling membantu dalam hal negatif. Gotong royong itu positif, kalau negatif itu komplotan," jelasnya.
Jati diri negara yang ketiga adakah bertanggung jawab. Ia mencontohkan, pejabat harus bertanggung jawab kepada rakyatnya dan pengusaha tidak menjadi pengusaha yang menghisap darah rakyat.
"Muaranya adalah bagaimana rakyat semakin baik hidupnya, menurunkan angka kemiskinan, membuka lapangan kerja, makna-makna inilah yang harus terus didorong," katanya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi juga merupakan satu paket yang sangat penting dalam tetap menjaga jati diri bangsa. "Pendidikan sejak dini harus didorong dan ini memang menjadi kekuatan mutlak dari sebuah bangsa dan negara," ujarnya.
Reformasi, menurut Syahrul, membutuhkan agenda pembelajaran dan pola pikir untuk perbaikan-perbaikan dan itulah yang sementara ini terus bergulir. Namun dengan demokrasi, desentralisasi dan otonomi yang dalam prosesnya berlangsung semakin baik berbagai kemajuan sudah terjadi dan telah dapat dirasakan.
Sumber: ANTARA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.