Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Diminta Mundur, DPP Terserah DK

Kompas.com - 19/05/2011, 14:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan, dia belum mengetahui adanya masukan yang disampaikan Dewan Kehormatan (DK) Partai Demokrat kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum terkait posisi M Nazaruddin. Di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/5/2011), anggota Dewan Kehormatan Demokrat, EE Mangindaan, mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan masukan kepada Anas agar menyampaikan kepada Nazaruddin untuk mundur dari kursi Bendahara Umum DPP Partai Demokrat. Dikaitkannya nama Nazaruddin dalam kasus dugaan suap proyek wisma atlet SEA Games dinilai memperburuk citra partai.

Saan mengatakan, DPP Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada Dewan Kehormatan terkait keputusan akhir tentang "nasib" Nazaruddin.

"Kami (DPP) belum tahu apakah DK menyampaikan masukan (mundur) itu langsung ke Ketua Umum atau bagaimana. Yang jelas, DPP menunggu proses yang sedang dilakukan DK. Sejauh ini belum ada rekomendasi. Tetapi, dari sisi mekanisme aturan, DK yang berhak memutuskan," kata Saan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/5/2011).

Ia mengatakan, keputusan Dewan Kehormatan bersifat mutlak untuk menentukan apakah seorang kader melanggar etika atau tidak. Namun, jika memang diputuskan melanggar etika, menurut Saan, harus jelas seberapa besar tingkat pelanggarannya. "Tingkat pelanggaran ini yang akan menentukan sanksi dan semuanya kewenangan DK," ujar anggota Komisi III DPR ini.

Sebelumnya, Demokrat juga telah membentuk tim investigasi untuk mendalami dan mengklarifikasi dugaan keterlibatan Nazaruddin dan anggota Komisi X DPR asal Fraksi Demokrat, Angelina Sondakh, dalam proyek senilai Rp 191 miliar tersebut. Hasil kerja tim investigasi akan menjadi masukan Dewan Kehormatan untuk menentukan sikap dan mengambil keputusan terhadap kadernya yang diduga terlibat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    Nasional
    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    Nasional
    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Nasional
    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Nasional
    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Nasional
    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Nasional
    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com